KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Remaja yang ditemukan tewas di area pemakaman kawasan Cirendang, masih diselidiki oleh pihak Kepolisian.
Kasat Reskrim AKP Nova Bhayangkara memastikan, pihak kepolisian masih terus mendalami kasus kematian yang diduga akibat perang sarung tersebut.
"Kami masih melakukan penyelidikan dan pengumpulan bukti. Kami ingin memastikan bahwa kasus ini mendapat keadilan bagi semua pihak,” kata AKP Nova, dikutip radarkuningan.com, Selasa 11 Maret 2025.
Ia berharap, Ramadan tahun ini bisa menjadi momentum perubahan. Bukan hanya untuk anak-anak, tetapi juga bagi para orang tua dan masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
BACA JUGA:Setahun Tertunda, Akhirnya Bupati Kuningan Lantik Hj Ela Helayati sebagai Ketua LKKS
BACA JUGA:Takziah ke Rumah Duka, Bupati Kuningan Minta Warga Tak Berspekulasi soal Kematian Siswa SMP
"Saya ingin melihat anak-anak kembali bermain dengan tawa, bukan dengan kekerasan. Saya ingin melihat mereka ke masjid dengan sarung untuk beribadah, bukan untuk berperang,” ungkapnya.
Ramadan yang seharusnya menjadi bulan penuh berkah dan kedamaian, justru tercoreng oleh aksi perang sarung yang kian marak.
Bukan sekadar permainan anak-anak, perang sarung kini berubah menjadi aksi brutal bahkan hingga merenggut nyawa.
Di Aula WSP Mapolres Kuningan, suasana tangis haru menyelimuti pertemuan antara orang tua dan anak-anak yang terlibat dalam perang sarung. Tangis dan penyesalan terpancar di wajah mereka.
BACA JUGA:Pemeriksaan USG Gratis bagi Ibu Hamil di RSU KMC Kuningan
BACA JUGA:Janji Rokhmat Ardiyan: Bersinergi untuk Kemajuan Kabupaten Kuningan
Dalam pertemuan itu, beberapa orang tua tak kuasa menahan tangis. Mereka tak menyangka bahwa kebiasaan anak-anak yang selama ini dianggap remeh justru berujung pada tragedi.
Seorang ibu dengan suara bergetar mengungkapkan penyesalannya.
"Saya tidak pernah menyangka, anak saya bisa terlibat dalam hal seperti ini. Saya hanya ingin dia selamat, tidak jadi pelaku, tidak jadi korban," ucapnya lirih.