KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Eksekusi sebidang tanah di wilayah Awirarangan, diwarnai ketegangan oleh warga dan petugas.
Upaya eksekusi sebidang tanah dan bangunan di kawasan Jalan Baru, Kelurahan Awirarangan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat berlangsung tegang, Kamis pagi 24 April 2025.
Upaya eksekusi yang dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri Kuningan ini menuai penolakan keras dari pihak keluarga pemilik lahan.
Dari pihak keluarga didampingi sejumlah elemen masyarakat sipil seperti LSM dan organisasi kemasyarakatan.
BACA JUGA:30 Pejabat Eselon II Ikuti Uji Kompetensi, Siap Tempati Posisi Baru di Pemkab Kuningan
Situasi sempat memanas dan hampir berujung bentrok antara warga yang menolak eksekusi dengan aparat keamanan.
Aksi massa dilakukan dengan membakar ban bekas sebagai bentuk protes terhadap kehadiran petugas pengadilan dan aparat yang akan melaksanakan eksekusi.
Eksekusi tersebut didasarkan pada putusan Pengadilan Negeri Kuningan dengan Nomor 1/Pdt.Eks.HT/2023/PN Kng, yang menetapkan pengosongan atas tanah dan bangunan seluas 525 meter persegi.
Saat ini, hak kepemilikan atas tanah tersebut telah berpindah kepada Rini Nur Asih yang juga bertindak sebagai pihak pemohon eksekusi.
BACA JUGA:Efisiensi, Pemkab Kuningan Pangkas Anggaran Sebanyak Rp45 Miliar
Kapolres Kuningan AKBP M Ali Akbar turun langsung ke lokasi untuk memimpin ratusan personel yang diterjunkan guna mengendalikan situasi dan mencegah kerusuhan yang lebih besar.
Eksekusi lahan di wilayah Awirarangan diwarnai ketegangan. Pemilik lahan dan petugas nyaris terjadi bentrokan.
Akibat adanya penolakan, eksekusi aset milik warga yang berada di Kelurahan Awirarangan, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, akhirnya ditunda.
Aset berupa tanah dan tiga bangunan rumah tersebut sebelumnya dikabarkan akan dieksekusi oleh Pengadilan Negeri (PN) Kuningan atas permintaan salah satu lembaga keuangan non-bank cabang Cirebon.
BACA JUGA:Kebersihan Lingkungan Kantor jadi Perhatian Wabup Tuti