Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar optimis, kehadiran fasilitas modern di D'Jons akan memberi ruang baru bagi perubahan persepsi publik.
BACA JUGA:Hadir Dengan Warna Baru, Yamaha MX-King 150 'The King of Street' Tampil Semakin Berani
BACA JUGA:Jawaban Kepala BTNGC Setelah Digeruduk Ratusan Massa Alamku, Ini Katanya!
Olahraga ini, menurutnya, tidak berdiri di ruang hampa. Prestasi hanya lahir jika atlet berlatih di tempat yang mendekati standar pertandingan sesungguhnya.
"Dengan hadirnya fasilitas yang representatif seperti ini, kami berharap pembinaan atlet biliar di Kuningan bisa berjalan lebih baik, lebih terarah, dan berkelanjutan. Pemerintah daerah tentu mendukung setiap upaya positif yang bertujuan melahirkan atlet-atlet berprestasi." ujarnya.
Penelusuran di lapangan menunjukkan, D’Jons dirancang dengan pendekatan kompetisi.
Tersedia 36 meja biliar standar turnamen, area smoking dan non-smoking yang terpisah, serta VIP room untuk kebutuhan latihan intensif.
BACA JUGA:Pacu Adrenalin di Yamaha Cup Race, Tasikmalaya Bergemuruh Ribuan Penonton Terpukau
BACA JUGA:Demo Sempat Memanas, Pengunjuk Rasa Desak Balai TNGC Dibubarkan
Pencahayaan meja diatur untuk meminimalkan bayangan, sementara permukaan meja menggunakan cloth berkecepatan stabil guna menjaga konsistensi roll bola.
Detail teknis semacam ini kerap luput dari perhatian awam. Namun bagi atlet, faktor tersebut menentukan kualitas latihan.
Cue ball control, position play, safety shot, hingga simulasi break shot hanya bisa diasah maksimal di meja yang presisi.
Dari fasilitas ini sangat jelas, D’Jons memiliki venue pembinaan maupun kompetisi, yang bisa digelar kapanpun.
BACA JUGA:Aksi Demo di BTNGC Skala Besar, Polres Kuningan Siapkan 240 Personel
Owner D’Jons, Umbara, tidak menutup fakta, tempat ini memiliki cerita unik dibalik pendiriannya. Berangkat dari hobi bermain biliar sejak remaja.