Sari Cabai, Minuman Inovasi Warga Seda yang Terhenti Akibat Kesulitan Pemasaran

Sari Cabai, Minuman Inovasi Warga Seda yang Terhenti Akibat Kesulitan Pemasaran

Warga Desa Seda memproduksi minuman dan abon dari bahan baku cabai. Kedua produk ini terhenti akibat kesulitan pemasaran.-Andre Mahardika-Radar Kuningan

Di luar dugaan, khususnya minuman sari cabai ternyata mendapat respon baik. 

Mereka terutama para sopir di Terminal, mengaku sangat menyukai rasa dan aroma dari minuman setelah mencicipinya.

Dari pengakuan para sopir, minumannya tersebut membuat badan terasa hangat tanpa mengurangi warna dan aroma khas cabai yang menggoda selera. 

BACA JUGA:Sempat Ditunda Karena Demo, Ini Jadwal Baru Karnaval Budaya di Kuningan

Terlebih, rasa pedas dan manis yang tercampur dengan baik, membuat citarasa unik ketika diminum.

"Awalnya coba-coba, kemudian nongkrong di Terminal Cirebon, kita bawa sample banyak, dibagikan ke supir-supir bus. Besoknya para sopir pada nanyain lagi, katanya anget di badan. Ya rasanya manis-manis pedas gitu, manisnya dari gula," jelasnya.

Merasa pecaya diri dengan respon positif masyarakat, Suhandi bersama rekan-rekannya mulai produksi dengan skala besar di tahun 2019. 

Bahkan, penjualan Minuman Sari Cabai dan Abon Cabai sempat tembus ke wilayah Lampung, meskipun hanya satu kali.

"Dulu kita pernah ada permintaan ke Lampung, setelah itu udah," ungkapnya.

Diakui Suhandi, memasarkan produk tersebut merupakan bagian tersulit agar bisa berkembang lebih besar.

"Karena bagian pemasarannya juga bingung, beberapa teman-teman juga belum menguasai masalah pasar," ucapnya.

Selain itu, masalah lain yang dihadapinya dalam memproduksi secara besar-besaran, karena harga cabai yang tidak menentu.

Hingga akhirnya, sejak 2 tahun terakhir, produk yang diharapkan bisa menjadi andalan warga Desa Seda, harus tehenti di tengah jalan.

Selain fluktuasi harga cabai yang tak menentu dan sokongan modal yang terbatas, teknik pemasaran yang belum dikuasi juga menjadi kendala untuk terus beroperasi.

"Terakhir kali produksi tuh 2 tahun ke belakang. Intinya harga cabai tidak menentu, permodalan lah intinya," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: