Satgas MBG Kuningan Restrukturisasi, Berubah Jadi Satgas P3MBG
Ketua Satgas P3MBG yang juga Sekda Kuningan U Kusmana memastikan segera melakukan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan kecepatan respons dan efektivitas program MBG.-Istimewa-Pemkab Kuningan
Setiap Satgas Wilayah diwajibkan memiliki hotline pengaduan.
Menanggapi restrukturisasi Satgas P3MBG Kabupaten Kuningan, Koordinator SPPI Wilayah Kabupaten Kuningan, Nissa Rachmi F SGz menyatakan bahwa perubahan tersebut merupakan wewenang Pemkab Kuningan.
"Tujuannya untuk meningkatkan koordinasi Satgas, tentu kami sangat mendukung langkah tersebut," ucap Nissa Rachmi dikutip dari laman Pemkab Kuningan.
BACA JUGA:Pergerakan Tanah Terjadi di Desa Bunigeulis, Warga Karangmangu Mendadak 'Panen' Ikan
Sebelumnya, Pemkab Kuningan resmi membentuk satuan tugas untuk melakukan monitoring pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis.
Pembentukan Satgas MBG, dilakukan dalam rapat koordinasi yang dilakukan Pemkab Kuningan bersama perangkat daerah di Ruang Linggarjati, Pendopo Kuningan, Selasa 23 September 2025 lalu.
Tujuan pembentukan Satgas MBG tersebut, agar pelaksanaan MBG di wilayah Kabupaten Kuningan bisa terlaksana dengan baik tanpa ada hambatan apapun.
Dalam rapat koordinasi tersebut, Pj Sekda Kuningan, Dr Wahyu Hidayah, ditunjuk menjadi Ketua Satgas MBG.
Rapat ini melibatkan Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi, Wakil Bupati Tuti Andriani SH MKn, Pj Sekretaris Daerah Dr Wahyu Hidayah MSi, jajaran Forkopimda, kepala perangkat daerah, serta perwakilan lembaga vertikal.
Dalam arahannya, Bupati Dian menekankan bahwa program MBG merupakan agenda strategis nasional yang harus berjalan optimal di daerah.
Ia menyebut program ini sebagai bentuk investasi jangka panjang dalam menciptakan generasi unggul untuk masa depan Indonesia.
"Program ini lahir dari komitmen pemerintah dalam mencetak generasi berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. Kita harus pastikan pelaksanaannya di Kuningan berjalan lancar, tepat sasaran, dan bebas dari hambatan," tegas Bupati Dian.
Bupati Kuningan juga meminta perhatian khusus terhadap berbagai potensi risiko yang mungkin timbul, mulai dari standar kebersihan dapur, menu makanan yang tidak sesuai, hingga kemungkinan insiden seperti keracunan.
"Yang mengikuti MBG adalah anak-anak didik kita, mereka adalah masa depan Kabupaten Kuningan. Sudah menjadi kewajiban bersama untuk menjamin keselamatan dan kesehatan mereka," katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
