Sungai Cijangkelok Bakal Dikeruk

Sungai Cijangkelok Bakal Dikeruk

KUNINGAN – Pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Kuningan, dalam waktu dekat segera melakukan normalisasi Sungai Cijangkelok, Cibingbin. Hal ini menyusul debit air Sungai Cijangkelok yang hampir meluap saat diguyur hujan baru-baru ini. Untuk memastikan rencana normalisasi sungai, Kepala Dinas PUTR HM Ridwan Setiawan langsung terjun ke lokasi, kemarin (9/1). Dalam normalisasi nanti, Dinas PUTR bakal menggandeng Polres dan Kodim. Tindakan khusus berupa pengerukan sungai sebetulnya telah dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung di Sungai Cijangkelok pada tahun sebelumnya. Namun memang proses sedimentasi yang terjadi di Sungai Cijangkelok terbilang cukup parah. Selain pengerukan, juga direncanakan pembangunan tembok penahan tebing agar bantaran sungai tidak longsor ketika musim hujan. Kepala Dinas PUTR Kuningan HM Ridwan Setiawan SH MH MSi dalam keterangan persnya, Kamis (9/1) mengatakan, guna mengantisipasi terulangnya kembali musibah banjir di wilayah Cibingbin, dalam waktu dekat akan segera melakukan pengerukan atau normalisasi Sungai Cijangkelok. Bahkan direncanakan, Dinas PUTR akan menurunkan sebanyak empat alat berat berupa exavator untuk mengeruk dasar sungai. “Kita ingin mengantisipasi kejadian bencana alam berupa banjir bandang, dan Sungai Cijangkelok ini merupakan sungai terbesar di Kabupaten Kuningan. Memang setiap tahun, jika turun hujan cukup lebat dengan durasi yang lama aliran Sungai Cijangkelok ini meluap, bahkan dulu sempat merendam kurang lebih delapan desa di sekitar kawasan sungai,” paparnya. Saat ini, pihaknya mengaku, telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk segera malakukan pengerukan dasar sungai. Sehingga dalam minggu ini, empat alat berat bisa segera melakukan pengerukan di Sungai Cijangkelok. “Berdasarkan arahan dari Pak Bupati, Pak Kapolres, dan Pak Dandim memang harus segera dilakukan penanganan terhadap sungai ini. Kita harus segera menormalisasi sungai, agar musibah banjir bandang tidak kembali terulang,” ujarnya. Ridwan menyebut, langkah ini merupakan tindakan preventif atau pencegahan sebagai upaya antisipasi terjadinya banjir bandang. Sehingga tidak ada anggaran khusus dalam penanganan ini, hanya sebagai wujud dalam pencegahan bencana banjir bandang. “Semoga upaya normalisasi ini dapat berjalan lancar, pengerukan akan disesuaikan dengan daerah terdampak paling parah sejauh 15 kilometer aliran sungai. Namun akan membutuhkan waktu cukup lama, jadi kita prioritaskan dulu pengerukan di kawasan yang melintasi permukiman warga seperti Cibingbin, Citenjo, dan Sindangjawa,” terangnya. Namun yang jelas, lanjutnya, pengerukan sepanjang 15 kilometer aliran Sungai Cijangkelok akan dilakukan secara bertahap. Sebab akan membutuhkan biaya cukup besar, sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. “Proses sedimentasi sungai ini memang sudah cukup parah, kita kemarin mendapat laporan dari warga itu sudah siaga satu. Sehingga harus segera dilakukan upaya-upaya preventif dalam pencegahan banjir bandang,” pungkasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: