Tetap Rehabilitasi Delapan Eks Pecandu Narkotika, Kesulitan Cari Masker

Tetap Rehabilitasi Delapan Eks Pecandu Narkotika, Kesulitan Cari Masker

Wabah coronavirus desease atau Covid-19, tidak membuat aktivitas Padepokan Ciptawening, Desa/Kecamatan Subang terhenti. Padepokan Yayasan Dakwatul Mubarokah ini, tetap melayani rehabilitasi sosial korban narkoba, HIV/AIDS, konseling remaja, konsultasi herbal hingga konsultasi supranatural. Tatang Azhari,  KUNINGAN Belum lama ini Padepokan Ciptawening telah menerima tiga pasien pecandu narkotika, yang menjalani rehab rawat inap. Mereka menetap di padepokan hingga kondisinya tidak lagi mengalami ketergantungan pada narkotika. Ada pula lima orang yang memilik rawat jalan. Pimpinan Padepokan Ciptawening Kiai Mukdiana mengaku dilema, di satu sisi ada bahaya wabah virus corona, di sisi lain pasiennya juga perlu penanganan. Meski begitu, Ia tetap berusaha berjalan sesuai prosedur penanganan virus mematikan itu. Yaitu melengkapi diri dengan Alat Perlindungan Diri (APD), mengatur jarak, hingga tetap waspada. “Susahnya nyari masker. Ke Cirebon juga tetap belum dapat. Akhirnya lebih banyak pasrah, tapi tetap berusaha dan berdoa semoga semua selamat dan beres,” ungkap Kiai Mukdiana kepada Radar Kuningan, Minggu (29/3). Sesuai program, seluruh pasien rehabnya diwajibkan mengaji Alquran, belajar ibadah, belajar bersuci, bersih-bersih lingkungan, membuat pakan ternak organik dari limbah rumput dan gedebog pisang, serta belajar budidaya ikan tawar. Tidak lupa banyak berdiskusi kelompok. Ditegaskan, karena menangani pecandu juga tidak bisa ditunda, bahaya virus corona juga harus tetap segera diantisipasi. Sebagai pekerja sosial, konselor di lapangan diakuinya masih kebingungan dengan APD yang sulit didapat. “Paling tidak saat ini, kami butuh bantuan masker dan disinsfektan. Terus karena klien kami di karantina, enggak boleh keluar, ada untuk menghilangkan jenuh mereka seperti bantuan buku, alat olahraga sederhana dan lain-lainnya,” harap Kang Iyan, sapaan akrabnya. Yàng jelas rata-rata klien inapnya sekarang sudah sebulan lebih direhab di Padepokan Ciptawening. Selama proses rehab, pasien tidak sepanjang hari mengikuti program rehab. Ada kalanya rehat, istirahat dan santai. Saat rehat dan mengisi waktu luang, diarahkan untuk membaca bahan bacaan yang positif. Namun sayangnya di padepokan ini ada keterbatasan. Buku-buku ringàn seperti novel, budidaya dan lainnya masih minim koleksi. “Sementara sekarang hampir full klien di lingkungan padepokan enggak boleh keluar,” tandasnya Kang Iyan juga mengeluhkan ruangan asrama yang terbatas. Kàdang satu kamar empat orang. Maka Ia juga kembali berharap ada dermawan yang mau membantu kelancaran dan representatifnya sarana prasarana rehabilitasi para eks pecandu narkotika ini.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: