Pemdes Linggasana Data Perantau yang Mudik

Pemdes Linggasana Data Perantau yang Mudik

 KUNINGAN – Pemerintah Desa (Pemdes) Linggasana Kecamatan Cilimus, menunjukkan ketegasannya dalam mendata secara terperinci para perantau yang mudik, di tengah wabah coronavirus desease (Covid-19) saat ini. Kepala Desa Hj Heni Rosdiana SSos SH menerjunkan seluruh aparaturnya guna mendata kedatangan para perantau di kampung halaman. Termasuk diterjunkan pula para Ketua RT dan RW guna mengecek langsung warganya yang baru datang dari rantau. Menurut Kades Linggasana Hj Heni Rosdiana, para perantau yang mudik ke desanya dalam kondisi sehat. Namun demikian, pihaknya tetap menginstruksikan agar warga perantau yang baru datang itu dapat mengisolasi diri di rumah, alias tidak keluar rumah selama 14 hari. Hal itu agar memastikan warganya itu terbebas dari Covid-19. “Alhamdulillah perantau yang datang ke Linggasana dalam keadaan sehat. Saya langsung instruksikan melalui para Kadus dan juga RT RW-nya untuk segera mendata dan menghibau untuk tidak keluar rumah selama 14 hari,” kata Heni kepada Radar Kuningan, kemarin (30/3). Dalam masa inkubasi selama 14 hari tersebut, kata Heni, apabila ada gejala-gejala, maka pihak pemdes akan melaporkan ke puskesmas dan selanjutnya pihak puskesmas akan mendatangi rumah warga bersangkutan. “Pemdes akan senantiasa memantau perkembangan, baik warga perantau maupun yang bukan perantau. Kami Pemdes Linggasana mulai besok akan me-lockdown jalur alternatif Linggasana-Linggajati, spanduk pun akan kita pampangkan agar masyarakat Linggajati maupun Linggasana mengetahuinya,” ujar Heni. Selain dari itu, lanjut Heni, jalur yang dapat dilalui hanya satu pintu di pos gapura Desa Linggasana. Pihaknya pun akan melakukan pemortalan dan memberhentikan kendaraan yang masuk dengan mencatat data-data pengendara tersebut. “Yang terpenting kita menyediakan keran air, sabun, dan disemprot disinfektan terlebih dahulu sebelum warga memasuki wilayah desa. Mungkin dengan detil seperti ini, penularan Covid-19 ini bisa dicegah sedini mungkin. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” tegas Heni. Pihaknya pun terus menerus mengimbau masyarakat agar disiplin menjaga kesehatan dengan meminun herbal yang ada di kebun, seperti air daun sere, sirih, daun salam, dan lain sebagainya. Hanya diakuinya, yang paling signifikan menjadi beban pemdes dari mulai Minggu kemarin (29/3), banyak warga yang sudah menjerit karena dirumahkan akibat tidak adanya pangan bagi mereka. “Saya khawatir dalam hari-hari ke depan warga marah dan berontak akibat tidak adanya pekerjaan dan lain-lain bagi mereka. Saya sebagai kepala desa sekaligus sebagai pengurus Apdesi Kabupaten Kuningan, memohon kepada pemerintah untuk segera mencairkan DD dan ADD, untuk sekadar memberikan pertolongan kepada warga yang sedang sekarat karena mulai limbung tak ada pegangan akibat pandemi ini,” keluhnya. Sebagai kades pula, kata Heni, dirinya selalu dituntut dalam segala hal terkait corona ini, dari mulai mengusir para rentenir, melakukan penyemprotan lingkungan dan rumah-rumah warga, dan lain sebagainya yang sudah ia laksanakan. Entah dana dari mana yang saat ini digunakan, kata dia, karena kades-kades yang lain pun sama halnya seperti di Linggasana. “Apabila dana segera dicairkan, akan kami gunakan dulu untuk membantu warga yang sudah menjerit-jerit itu, apapun risikonya. Kami tak tega melihat keluarga mereka menahan lapar, sementara penghasilan mereka tiada,” katanya. Kepada para wakil rakyat Kuningan, Heni pun meminta agar mereka dapat mendengarkan keluhan para kepala desa saat ini, termasuk juga warganya. Ia meminta agar DPRD juga dapat mencarikan solusi dalam mengatasi persoalan saat ini di tengah merebaknya wabah corona. “Kami yang langsung berhadapan dengan masyarakat, harusnya mampu mengeluarkan air mata dan selalu berdoa dalam tafakur kami di tengah malam buta, untuk bermunajat memohon ampunan dan keajaiban dari Allah SWT, agar musibah ini segera berakhir,” pungkas Heni, yang sangat aktif turun tangan dalam sosialisasi penanganan Covid-19 di desanya itu. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: