Puskesmas Cidahu Siaga 24 Jam

Puskesmas Cidahu Siaga 24 Jam

KUNINGAN - Sebagai daerah perbatasan, Kecamatan Cidahu tidak mau terlena dengan mewabahnya virus corona atau Covid-19. Kesiapsiagaan terus dimaksimalkan Satgas Covid-19 Kecamatan Cidahu yang terdiri dari unsur Muspika Cidahu. Camat Cidahu Rusmiadi mengaku banyak fokus menangani perantau mudik. Setiap perantau mudik yang mempunyai keluhan sakit, langsung karantina mandiri. Termasuk ramai berita hasil pemeriksaan di perbatasan Tugu Ikan Sampora. Di mana salah satunya ada warga Kecamatan Cidahu terindikasi terpapar virus corona. “Begitu ditensi suhu badannya memang 38 sampai 39. Sama ada batuk-batuk. Tapi tadi kita sudah cek kembali kesehatannya, alhamdulillah sudah berangsur normal. Data tersebar katanya terpapar Covid-19, tapi kenyataan tidak. Batuk demam sudah tidak ada. Kayaknya itu bawaan dari suhu udara,” jelas Rusmiadi kepada Radar, Selasa (31/3). Disebutkan, perantau mudik ke Kecamatan Cidahu terhitung sampai kemarin pukul 16.00 WIB berjumlah 1.150 orang.  Jumlah terbanyak ada dari Desa Datar mencapai 211 orang. Dari total jumlah 1.150 perantau mudik tersebut, yang memiliki keluhan sakit ada 26 orang. “Jumlah itu dipantau satgas secara maksimal. Statusnya langsung masuk ODP. Maka kita perintahkan karantina di rumah masing-masing,” terang dia. Rusmiadi pun mengklarifikasi Puskesmas Cidahu tutup pada Minggu (29/3) kemarin, hingga membuat kesal Bupati Kuningan yang kebetulan inspeksi mendadak (sidak). Ia tidak memungkiri, sebelum menengok jembatan, bupati sidak ke puskesmas terlebih dulu. Hanya bupati saat itu lewat depan, di mana memang pintu depan pelayanan puskesmas dikunci karena hari Minggu. Dikatakannya, dokter, perawat, atau bidan jaga ada di dalam puskesmas dalam kondisi siaga 24 jam. Pintu pelayanan Puskesmas Cidahu tetap buka melalui pintu pelayanan samping. Pintu samping tersebut, selalu terbuka. Sebab Puskesmas Cidahu merupakan Puskesmas Rawat Inap. Begitu lewat pintu samping, akan terlihat langsung ruang IGD. “Jadi sepulang dari jembatan sama saya, pak bupati minta ke puskesmas. Jadi langsung diantar ke puskesmas. Pak bupati juga langsung masuk ke IGD puskesmas dari pintu samping, karena pintu depan dikunci. Jadi ada berita itu di media, puskesmasnya pada mengadu, karena ketakutan,” papar Rusmiadi. Puskesmas sendiri terus melakukan sosialisasi bahaya virus corona. Termasuk puskesmas pembantu dan puskesdes. Puskesmas juga sama diperbantukan di Posko Perbatasan. Gerakan penyemprotan disinsfektan di seluruh desa dengan melibatkan berbagai organisasi, baik karang taruna, ormas, juga dilakukan oleh Satgas Kecamatan Cidahu. “Setiap perantau meskipun kita tidak punya bilik untuk penyemprotan, tapi dilakukan pemeriksaan secara manual,” katanya.(tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: