12,375 Ton Kedelai Disebar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian

12,375 Ton Kedelai Disebar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian

KUNINGAN - Meski stok pangan aman hingga tiga bulan ke depan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kuningan terus memperkuat produktivitasnya di Kabupaten Kuningan. Selain mempertahankan, sekaligus meningkatkan produktivitas padi, sedikitnya 12,375 ton bibit kedelai dipersiapkan. Bibit kedelai diluncurkan kepada kelompok-kelompok tani di beberapa desa, Minggu (12/4). Di antaranya Desa Cihirup, Sukadana, Kramatmulya, Wanasaraya, Kertawana, Kalimangis Wetan dan Desa Cibulan. “Sudah kami lakukan, sudah diluncurkan 12,375 ton bibit kedelai. Ini untuk percepatan penguatan tanaman kedelai,” terang Kepala DKPP Kuningan Dr Ukas Suharfaputra MP. Dijelaskan, peluncuran ini merupakan tahap petama. Sedangkan tahap kedua ditargetkan terealisasi Mei 2020 dengan target lokasi dan kelompok tani berbeda. Peluncuran saat ini, sangatlah strategis. Selain demi menjaga momentum tanam agar tidak terganggu, juga diarahkan untuk memperkuat produksi, sekaligus menjaga ketersediaan dan kestabilan pangan. “Sampai kita harus berpikir, bagaimana aspek cadangan dan distribusi tidak terganggu,” katanya. Menurut Ukas, pangan adalah kunci bagi ketahanan sosial ekonomi masyarakat. Terlebih-lebih dalam situasi tekanan ekonomi dan tekanan kesulitan masyarakat yang semakin meningkat. Terutama dirasakan akhir-akhir ini, akibat pandemi virus corona (Covid-19). Maka, pangan harus bisa tersiapkan secara berlipat-lipat dari keadaan normal. Melalui tanaman kedelai, DKPP sudah mempersiapkan diri untuk hal itu. Tentu agar kondisi pangan bisa terjaga. “Semua harus tetap bertahan menghadapi kondisi sulit efek Covid-19,” ujar dia. Lebih lanjut dikatakannya, ada dua hal akan dilakukan DKPP. Pertama memperkuat sisi hilir atau aspek cadangan. Cadangan harus betul-betul kuat, karena diarahkan untuk menjamin masyarakat. Di mana permintaan masyarakat semakin meningkat dalam menghadapi kesulitan ekonomi, termasuk akibat terputus pekerjaan dan lain-lain. Kebutuhan mereka tetap harus diperhatikan, terutama muncul dari kelompok paling miskin. Yaitu mereka yang berada di posisi bawah, termasuk rawan pangan ekstrem. “Mereka semua itulah, kelompok masyarakat yang paling membutuhkan. Insyaa Allah distribusi dan cadangan pangan untuk mereka, akan kita sediakan. Salah satunya melalui peningkatan produktivitas kedelai,” katanya. Yang kedua adalah supply atau persediaan dalam hal ini produksi. Di hulu, supply harus kuat. Penanaman, pemeliharaan dan panen harus sejalan. “Kami sudah berkomitmen dalam aspek penguatan hulu ini. Kami ingin mempertahankan produktivitas tanaman pangan,” tegas Dr Ukas.(tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: