Lahir Cacat, RS di Kuningan Tidak Ada Fasilitas NICU

Lahir Cacat, RS di Kuningan Tidak Ada Fasilitas NICU

KUNINGAN – Seorang bayi laki-laki terlahir dengan kondisi kedua kaki cacat dan terdapat benjolan sebesar bolah tenis di atas bokongnya. Anak kedua pasangan Fahmi Bahri (28) dan Wilda Widyawati (22) yang diberi nama Fathurahman itu kini berusia sembilan hari, Selasa (14/7). \"Selama sembilan bulan kehamilan saya tidak merasakan ada keluhan. Dan hasil USG di puskesmas pun kata dokter kondisi janin normal. Tapi saat akan melahirkan di RS Arya Kemuning, ternyata posisi janin sungsang sehingga harus caesar. Saat persiapan sekitar 30 menit akan dilakukan operasi caesar, ternyata bayi bisa lahir normal. Tapi kondisinya ada kecacatan seperti ini,\" ungkap Widya sedih saat ditemui di Desa Karamatmulya, Kecamatan Ciawigebang,. Pada awal kelahiran, kata Widya, di bagian punggung bayinya tersebut hanya terlihat seperti tumpukan daging yang di tengahnya ada lubang. Namun setelah tiga hari, daging tersebut mengeras dan akhirnya membentuk benjolan seperti yang terlihat sekarang. \"Sesaat setelah melahirkan, dokter menanyakan apakah selama masa kehamilan pernah minum jamu atau obat-obatan keras. Saya jawab tidak pernah. Bahkan selama hamil pun saya merasa baik-baik saja, tidak ada keluhan dan semuanya berjalan normal,\" ujarnya. Atas kondisi ini, Fahmi meneruskan, bayi laki-lakinya tersebut kemudian menjalani perawatan di ruang bayi RSU Sekarkamulyan. Namun karena keterbatasan peralatan, setelah sepekan menjalani perawatan, bayi Fathurahman pun dipersilakan pulang untuk selanjutnya menjalani rawat jalan. \"Dokter mengatakan bahwa anak saya seharusnya menjalani perawatan di ruang NICU (neonatal intensive care), namun karena di Kuningan tidak ada rumah sakit yang mempunyai fasilitas tersebut maka terpaksa pulang dulu. Untuk sementara rawat jalan dulu sambil menunggu hasil diagnosa dokter untuk penanganan selanjutnya apakah harus dirujuk ke RS di Purwakarta, Bandung atau Jogjakarta,\" ujar Fahmi. Terkait penyakit yang diderita bayi Fathurahman, Fahmi mengaku tidak tahu pasti. Hanya saja, berdasarkan keterangan dokter menyebutkan benjolan di punggung anaknya tersebut adalah daging tumbuh dan kondisi tulang belakangnya ada perenggangan. \"Dokter mengatakan, sekarang penanganan difokuskan pada benjolan di punggungnya diusahakan jangan sampai pecah. Jadi setiap hari oleh istri bagian benjolan tersebut selalu ditutup kain kasa dan menjaga bayi jangan sampai tidur telentang,\" ujarnya. Fahmi mengaku pasrah dengan keadaan yang dialami anak bungsunya tersebut sebagai takdir dari Allah SWT. Namun demikian, dia akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk Fathurahman bisa menjalani pengobatan dan sembuh seperti bayi lain. \"Alhamdulillah proses persalinan kemarin ada bantuan Jampersal, jadi bisa gratis. Bahkan untuk penanganan selanjutnya pun kini sedang diuruskan pembuatan BPJS oleh bidan desa. Namun saya tidak tahu kalau nanti harus menjalani perawatan di rumah sakit di Bandung atau kota lainnya,\" ujar Fahmi. Penghasilan Fahmi yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di salah satu kios ayam potong di desanya hanya bisa memenuhi kebutuhan makan keluarga kecilnya. Fahmi yang kini sudah tidak punya orang tua dan tinggal menumpang di rumah bibinya sangat berharap ada bantuan dari donatur atau Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk kesembuhan anaknya tersebut. \"Saya sangat berterima kasih apabila ada bantuan dari pemerintah daerah ataupun dermawan untuk kesembuhan anak saya. Saya siap melakukan apapun untuk anak saya bisa menjalani pengobatan dan sembuh kemudian tumbuh sehat layaknya anak-anak lain,\" harap Fahmi. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: