Tanpa Puntung Rokok, Kepala Sekolah-Guru SDN 1 Cigadung Rajin Bersih-bersih

Tanpa Puntung Rokok, Kepala Sekolah-Guru SDN 1 Cigadung Rajin Bersih-bersih

Pengelola Sekolah Dasar (SD) atau SMP bisa mencontoh SDN 1 Cigadung, Kecamatan Cigugur untuk urusan kebersihan dan penerapan protokol kesehatan bagi para siswanya. Tak ada salahnya kan mencontoh hal yang positif? Agus Panther, Cigugur Kondisi kebersihan di sekolah yang berada di pinggir Jalan Raya Kuningan-Cikijing itu benar-benar sangat bersih. Tak ada sepotong pun puntung rokok yang bertebaran di area halaman sekolah. Bahkan di bagian belakang sekolah sekaligus taman juga kebersihannya sangat terjaga. Saban waktu, guru dan siswa di sekolah tersebut bergiliran membersihkan lingkungan sekolah. Ade, guru di sekolah itu menuturkan, jika kebersihan menjadi prioritas utama yang diterapkan di lingkungan sekolahnya. Tujuannya, agar para siswa dan guru terhindar dari bibit penyakit jika kondisi sekolah dalam keadaan bersih. Para orang tua siswa juga sangat mendukung penerapan kebersihan yang dilakukan oleh pengelola sekolah. “Silakan dicek ke seluruh sudut ruangan dan halaman sekolah. Tak ada sampah yang bertebaran. Karena di sekolah kami dilarang untuk merokok, maka tak ada puntung rokok. Terjaganya kebersihan itu dikarenakan kami rutin bergerak membersihkan lingkungan sekolah,” terang Ade yang juga pembina Pramuka di SDN 1 Cigadung kepada Radar. Apalagi SDN 1 Cigadung, lanjut Ade, ditetapkan sebagai sekolah berbudaya lingkungan tingkat Jawa Barat, sehingga semuanya merasa harus menjaga prestasi yang sudah dicapai tersebut. “Ibu kepala sekolah sangat memperhatikan kebersihan di lingkungan ini. Bahkan beliau kerap memberi contoh bagaimana menjaga kebersihan. Misalnya beliau datang lebih pagi ketimbang guru-guru dan langsung bersih-bersih. Karena diberikan contoh yang baik, akhirnya semua guru datang lebih pagi dan membersihkan sekolahnya. Dan sampai sekarang, kami sama-sama bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah,” katanya. Kemudian untuk urusan penerapan protokol kesehatan bagi siswa dan tenaga pendidik, Ade mengaku sangat ketat. Hal ini dilakukan agar anak-anak yang bersekolah di tempat ini terjaga kesehatannya. Antara lain siswa yang akan masuk ke kelasnya masing-masing dibagi menjadi dua jalur, yakni ke arah kiri dan kanan. Begitu juga ketika siswa hendak pulang, harus mengikuti rute yang sudah ditentukan. “Sebenarnya untuk ide pemisahan jalur masuk ke dalam kelas, saya yang mengusulkan kepada sekolah. Kemudian disetujui dan akhirnya dibuat marka-marka di dalam sekolah. Termasuk juga memasang pembatas ala police line,” tutur Ade. Sementara Kepala SDN I Cigadung Hj Tarsinah MPd membenarkan jika sekolahnya sangat memperhatikan kebersihan di semua aspek. Hal ini dilakukan agar sekolah nyaman, sehat dan terhindar dari bibit penyakit. Begitu juga dengan penerapan protokol kesehatan, seluruh siswa diwajibkan membawa bekal makanan dari rumah. “Alhamdulillah, seluruh guru mendukung program bersih di sekolah ini. Mereka juga ikut terlibat dalam kegiatan bersih-bersih. Semua ini berkat dukungan dari para guru, orang tua siswa dan staf,” ujarnya. Untuk soal KBM secara tatap muka, sambung Tarsinah sudah dimulai simulasi sejak Senin lalu. Setiap harinya berlangsung selama tiga jam khusus kelas 1,2 dan 3. Sedangkan siswa kelas 4,5 dan 6 akan mengikuti pembelajaran selama empat jam. “Durasi ini termasuk waktu untuk istirahat dan makan bekal yang dibawa dari rumah masing-masing. Setiap kelas hanya diisi separuh jumlah total siswa secara bergantian, sehingga dalam seminggu hanya tiga kali masuk sekolah,” ungkapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: