DKPP Dorong Penggunaan Pupuk Organik Lokal

DKPP Dorong Penggunaan Pupuk Organik Lokal

KUNINGAN–Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kuningan kini tengah menyiapkan program petani mandiri pupuk, khususnya dalam penggunaan pupuk berbasis organik lokal. Hal ini akan diterapkan pada tahun ini, supaya para petani tidak lagi tergantung dengan pupuk anorganik namun lebih memanfaatkan pupuk organik lokal.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kuningan Dr Ukas Suharfaputra MP, saat menghadiri peletakan batu pertama pabrik pengolahan pupuk organik di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, kemarin (2/2). Menurutnya, pemanfaatan pupuk organik lokal dapat memberikan kemandirian bagi petani untuk dapat menyediakan pupuknya sendiri.

“Mulai tahun ini kita melakukan reorientasi, kita sedikit demi sedikit mulai tahun ini akan mengurangi dependensi kita terhadap pupuk anorganik. Melalui kebijakan atau program petani mandiri pupuk berbasis pupuk organik lokal,” kata Ukas.

Saat ini, terdapat 16 titik yang akan mengawali program tersebut dengan memberikan edukasi bagi para petani kaitan dengan penggunaan pupuk organik lokal. “Dalam konteks ini kita sudah memprogramkan di 16 UPTD, ada 16 titik demplot yang akan kita gunakan untuk mulai menginisiasi program pupuk berbasis organik lokal. Bentuknya adalah kegiatan edukasi, pelatihan sekaligus demplot pemupukan berbasis bahan baku lokal dan organik,” terangnya.

Pihaknya berkomitmen, program tersebut akan terus dikembangkan termasuk dari sasaran lokasi agar terus berkembang dari tahun ke tahun. Mudah-mudahan dengan kurun waktu tiga hingga lima tahun, sebanyak 376 desa itu bisa mendapatkan alokasi kegiatan tersebut.

“Sehingga pada tahun keenam atau ketujuh, sudah ada perubahan habit masyarakat. Sehingga mereka tidak tergantung lagi terhadap pupuk anorganik,” ujar dia.

Ukas juga memaparkan, di tahun 2020 telah menginput kebutuhan pupuk subsidi ke pemerintah pusat sekitar 38 ribu ton. Adapun jumlah petani yang didaftarkan mencapai 83 ribu petani. “Ternyata kurang, itu tahun 2020 kemarin. Tahun sekarang 2021, kita mencoba mengatasi problem tersebut dengan menginput secara maksimal,” imbuhnya.

Untuk tahun ini, jumlah yang terinput ada sebanyak 112 ribu petani dengan kebutuhan pupuknya mencapai 63 ribu ton. Sehingga diharapkan, pada tahun 2021 ketersediaan pupuk cukup untuk mengakomodir kebutuhan pupuk subsidi masyarakat.

“Tapi itu pun kalau tidak dipotong lagi oleh pemerintah pusat, kalau dipotong seperti tahun kemarin ya sama saja akhirnya kekurangan,” katanya.

Oleh sebab itu, urgensi pupuk organik ini menjadi sangat penting. Karenanya pada tahun ini akan dicoba dikurangi penggunaan pupuk anorganik, dengan cara memanfaatkan pupuk organik bagi petani diawali dengan lahan seluas sekitar 25 hektar.

“Sehingga saya harapkan dalam waktu 4 tahun ini, tidak perlu lagi menginput pupuk subsidi. Karena masyarakat sudah bisa menyiapkan pupuknya sendiri, dengan berbahan baku organik,” pungkasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: