Rany: Jangan Cuma Euforia

Rany: Jangan Cuma Euforia

KUNINGAN–Ketua Komisi 2 DPRD Kuningan Hj Rany Febriani SS MHum, mengapresiasi kinerja Perumda Aneka Usaha (PAU) Kuningan, yang mulai menggeliat, dengan berinovasi mengolah limbah kotoran hewan (kohe) menjadi pupuk organik.

“Komisi 2 DPRD mengapresiasi kinerja PDAU (Perumda Aneka Usaha, red). Belum setahun rancangan pengelolaan limbah kohe akan dijadikan pupuk dibahas di rapat bersama komisi, sekarang sudah terealisasi. Alhamdulillah, semoga ini berkelanjutan, jangan cuma euforia saja,” ungkap Rany kepada Radar Kuningan, usai menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik pupuk organik kohe di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur, Selasa (2/2). 

Sejak awal pergantian pimpinan PAU, lanjut Rani, Komisi 2 menaruh harapan besar dalam optimalisasi kinerja PAU. Menurutnya, selama ini dalam rapat-rapat kerja bersama mitra, khususnya PAU, Komisi 2 DPRD Kuningan memang sedikit mendorong PAU untuk terus melakukan inovasi agar dapat lebih optimal. Terlebih PAU, memiliki celah yang banyak, karena namanya juga Aneka Usaha.

“Selama ada kemauan dan kreativitas, pasti ada jalan untuk lebih meningkatkan lagi kinerjanya. Hari ini (kemarin, red) dengan adanya pabrik pupuk organik dari kohe, menurut saya ini merupakan salah satu pembuktian PAU kepada Komisi 2, pemerintah dan masyarakat atas keseriusannya dalam bekerja,” kata Rany.

Untuk itu, lanjut Rany, Komisi 2 berharap PAU dapat meningkatkan kinerjanya, minimal dengan mempertahankan yang sedang berjalan.

“Saya yakin Perumda Aneka Usaha itu dalamnya putra putri Kabupaten Kuningan yang kreatif, inovatif, pekerja keras, dan memiliki kemauan besar untuk membangun Kuningan,” sebutnya.

Rany yang merupakan putri mantan Kepala DPMPTSP Kuningan Drs H Lili Suherli MSi ini, berharap peresmian pabrik pupuk organik tersebut dapat membantu menyumbangkan solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat. Setidaknya, banyak aspek yang diharapkan dapat terbantu dengan adanya pengelolaan kohe menjadi pupuk organik.

“Masyarakat dan peternak sapi tidak lagi diributkan oleh limbah kohe, karena sekarang sudah bisa dimanfaatkan. Masyarakat sekitar Cipari, khususnya pengangguran akan terbantu dengan adanya pabrik ini. Jadi ada lapangan pekerjaan baru. Para petani yang kesulitan mendapatkan pupuk subsidi, juga bisa mulai beralih ke penggunaan pupuk organik ini. Selain murah, juga lebih aman karena non kimia,” kata Rany.

“Mungkin PR-nya, pihak PAU dan instansi atau lembaga terkait lainnya harus lebih giat mensosialisasikan penggunaan pupuk organik ini, yang sudah tentu perlakuannya akan berbeda dengan pupuk anorganik atau kimia. Peternak juga harus lebih diarahkan untuk pengumpulan kohe-nya, agar bisa bersinergi,” imbuhnya menyarankan.

Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari PaAU yang selama ini minim pemasukan, menurut Rany, Komisi 2 secara khusus meminta kepada PAU seharusnya bisa meningkatkan pendapatan. Sekalipun ada kendala atau permasalahan, seharusnya pula bisa duduk bersama dan mencari solusi yang tepat. Sehingga ketidakyakinan atas keberhasilan PaAU yang sebelumnya dilontarkan Komisi 2, bisa dijawab dengan kinerja yang baik saat ini. 

“Sudah saatnya Komisi 2 bersama mitra kerja, baik PAU ataupun yang lainnya, kita bekerja sama dan sama-sama bekerja, bersinergi untuk perekonomian masyarakat Kuningan. Apalagi adanya kabar Kuningan kriteria miskin, sudah bukan saatnya lagi kita saling menyalahkan apalagi mencari kambing hitam. Sudah saatnya kita semua tanggap, sigap, cepat, dan tepat mencari solusi untuk mengentaskan kemiskinan,” ucap Rany.

“Kalau penyebabnya karena PAD yang kecil, ya ayo kita berusaha bersama bagaimana cara meningkatkannya. Kalau gara-gara penghasilan rata-ratanya kecil, ya ayo kita berpikir bersama. Kalau gara-garanya pembangunan yang tidak merata, ya ayo kita diskusi bersama. Pabrik pupuk organik ini baru satu contoh yang dapat membantu pengentasan kemiskinan. Banyak bidang lain yang bisa kita gali, banyak hal-hal lain yang bisa kita diskusikan. Butuh duduk bersama untuk sama-sama bekerja mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Kuningan,” imbuh Rany. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: