H Yusron : Terpenting Jangan Miskin Mental

H Yusron : Terpenting Jangan Miskin Mental

KUNINGAN – Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kuningan, Drs H Yusron Kholid Mag, ikut berkomentar soal kemiskinan di Kuningan yang saat ini menjadi trending topic, pasca disentil Gubernur Jabar Ridwan Kamil beberapa waktu lalu.

Menurut Yusron, ada hikmah dari keterkejutan sosial saat Kabupaten Kuningan disebut oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai salah satu kabupaten yang mengalami peningkatan indeks kedalaman kemiskinan akibat pandemi Covid-19.

Hikmah tersebut, antara lain bermunculannya saran pandang para pihak, serta penegasan pemerintah daerah yang sedang fokus melakukan upaya pemulihan ekonomi dengan sejumlah program dan kebijakan strategis lainnya.

“Jika kita bicara sebab akibat, tentu tidaklah patut kita saling salah menyalahkan, mengingat peningkatan angka kemiskinan bukan hanya di negeri ini atau di daerah kita, melainkan di seantero jagat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19,” kata Yusron, Kamis (4/2).

Mengalami peningkatan kemiskinan secara ekonomi, kata Yusron, masih dapat diatasi apabila stabilitas mental tetap terpelihara. Tentunya dalam konteks kewilayahan, semua wajib terus bersinergi dalam mencurahkan segala daya serta potensi yang ada, dengan lapis terdepan para Kepala Dinas, Badan, lembaga serta stakeholder dari piranti Kepala Daerah sebagai pelayan warga masyarakat, tentunya juga bersama legislator daerah.

“Merekalah yang patut terus bergerak sebagai motivator, mediator dan fasilitator secara tupoksional,” ujar Yusron.

Menurutnya, Bupati H Acep Purnama SH MH dan Sekda Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi, telah menyampaikan bahwa hampir 30% usia produktif warga masyarakat Kuningan yang urban. Ketika terjadi pandemi Covid-19, mereka banyak yang pulang kampung akibat PHK dan tidak dapat bekerja di sektor informal maupun usaha lainnya.

“Sementara Kuningan ini bukanlah daerah industri atau pusat bisnis. Maka sangatlah berpengaruh terhadap daya beli maupun pemenuhan kebutuhan lain, termasuk asupan kalori yang dimestikan,” tutur Yusron.

“Saudara saudara kita yang pulang kampung dan belum dapat kembali ke kota, membutuhkan pemberdayaan, waktu serta kemampuan teknis untuk melakukan perubahan usaha di daerah,” sambungnya.

Kelemahan secara ekonomi, lanjut Yusron, janganlah sampai melemahkan mental untuk terus bangkit dan bergerak menuju hari esok yang lebih baik. Klausul berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, kata dia, bukanlah sesuatu yang nista dalam pencapaian tujuan mulia dalam berdaerah.

Ia menyarankan agar semua mengenyampingkan perdebatan terkait standar kelayakan hidup maupun parameter kenormalan bersifat angka dan teori lainnya. Sarannya juga, agar pihak terkait dapat memutakhirkan database peta kemiskinan di tiap desa yang sedang ditanggulangi pemerintah daerah.

Selain itu, Yusron memberi masukan agar ada upaya memfasilitasi para pelaku usaha desa yang sebagian besar petani, peternak dan home industri. Kemudian juga dapat mempermudah permodalan disertai pendampingan untuk membuka peluang usaha, semisal warung desa maupun pasar desa.

“Berdayakan pula para ulama dan tokoh masyarakat, Karang Taruna, remaja masjid serta kelompok potensial desa untuk meningkatkan kesadaran zakat, infaq, shadaqah secara massif dan terintegrasi,” saran Yusron.

“Dan tidaklah berlebihan jika Baznas Kuningan melakukan terobosan perbantuan, dengan melakukan gerakan infaq daerah bagi para Aghnia dan aparatur pemerintah, baik pegawai otonomi daerah, aparatur vertikal maupun BUMN dan BUMD,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: