Golkar Miliki Banyak Kader Militan

Golkar Miliki Banyak Kader Militan

KUNINGAN–Jika pilkada nantinya digelar 2024, Partai Golkar telah bersiap untuk mengutamakan Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 (sebelum pilkada), dalam rangka meraih kursi sebanyak-banyaknya. Pasca pileg itulah, nantinya raihan kursi DPRD ini akan menjadi modal menyongsong pilkada.

Ketua DPD Golkar Kuningan Asep Setia Mulyana mengungkapkan, Pilkada Kabupaten Kuningan masih menjadi “misteri”, apakah akan digelar tahun 2022 atau akan mengacu pada UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.

“Menurut kami, itu masih sangat dinamis. Walaupun sekarang seperti tidak seksi membicarakan revisi, baik UU Pemilu atau Pilkada seiring dengan mayoritas partai politik menyikapi dua undang undang tersebut yang berubah. Hal tersebut lumrah dalam politik, karena politik itu adalah seni,” kata Asep saat ditemui di Sekretariat DPD Golkar, Jalan RE Martadinata Kelurahan Cijoho, Rabu (24/2).

Dalam hal menyikapi persoalan tersebut, kata dia, Partai Golkar tidak akan terjebak pada hal-hal yang justru akan menjadi beban, khususnya bagi para kader yang ada di lapangan. Tentunya beban ini dalam meyakinkan pemilih atau konstituen untuk kembali memilih Partai Golkar sebagai pilihan yang tepat, sebagai parpol yang mampu membuat perubahan ke arah lebih baik.

“Kami tidak mau terjebak dengan hal-hal yang justru akan menjadi beban bagi kader di lapangan, untuk meyakinkan bahwa partai ini akan lebih baik dan positif. Tentunya tanpa menafikan pembangunan yang sudah berjalan untuk bisa ditingkatkan lebih baik lagi. Kita punya pengalaman, dan alhamdulillah masih banyak kader militan yang akan menjadi strong voters pada saat pemilu nanti,” ujar Asep.

Adapun realisasi dari perwujudan mengembalikan kejayaan Golkar, menurut Asep, Golkar memiliki metode dan cara yang mengelaborasi kekuatan strong voters (pemilih solid, red) dengan floating voters (pemilih mengambang, red), khususnya pada kalangan milenial. Adapun apa dan kapan dilaksanakannya, Asep memastikan saat ini sedang berjalan.

“Selain itu juga upaya merestrukturisasi organisasi pendiri dan didirikan Partai Golkar (Hasta Karya). Intinya, kita akan fokus ke dalam, seperti konsolidasi organisasi. Alhamdulillah kita memiliki kader sampai tingkat RT, karena kekuatan partai politik adanya di grassroot (akar rumput, red),” sebutnya.

Menyikapi soal pilkada, lanjut Asep, Partai Golkar merupakan partai terbuka. Meski demikian, hal itu bukan berarti partainya tidak memiliki kader yang siap disandingkan dalam perhelatan pilkada.

“Berdasarkan hasil evaluasi dari beberapa pengalaman pilkada sebelumnya, dan tentu kita juga akan melihat hasil survei internal. Sehingga strategi apa yang paling tepat kita lakukan menghadapi pesta demokrasi tersebut, terlepas digelar 2022, 2023 atau 2024, kita dengan berbagai instrumen yang mendukung, selalu siap digelar kapan pun,” tutur Asep.

“Terlebih jika final dilaksanakan Pilkada tahun 2024, maka kesempatan terbuka luas untuk seluruh partai politik, karena memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kursi sebanyak-banyaknya sebagai ukuran penentu mengusung cabup dan cawabup. Mengusung sendiri atau berkoalisi, tergantung hasil Pemilu tahun 2024,” imbuhnya.

Didesak berapa kursi parlemen daerah yang menjadi target Golkar pada pemilu mendatang, Asep mengatakan partainya menargetkan 10 kursi. Hal itu berdasarkan atas dinamika politik yang berjalan menghadapi Pemilu 2024.

“Karena Pemilu 2024 nanti merupakan pemilu tanpa “rezim”, maka dinamika nasional akan sangat berpengaruh pada hasil pemilu yang berimbas pada seberapa besar raihan suara kabupaten, provinsi dan nasional. Tergantung apakah kita akan mendapatkan coattail effect (efek ekor jas, red) dari pengusungan capres-cawapres. Karena pemilu hari ini tidak berdiri sendiri. Terkecuali skema pemilu lokal dan nasional dilaksanakan,” sebut Asep. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: