Gedung Eks RSCI Sepi Pasien

Gedung Eks RSCI Sepi Pasien

KUNINGAN – Keberadaan eks Rumah Sakit Citra Ibu (RSCI) yang dibeli Pemda Kuningan untuk penanganan Covid-19, saat ini terlihat sepi. Lantas ke mana pasiennya?

Direktur RSUD 45 Kuningan dr H Deki Saefullah MMKes menjelaskan, untuk pasien yang positif terkonfirmasi Covid-19 dengan penyakit bawaan, semuanya masih dirawat di ruang isolasi RSUD 45.

“Pasien yang terkonfirmasi dengan penyakit bawaan, semuanya masih dirawat di RSUD 45. Karena ruangan RSUD 45 masih cukup banyak untuk menampung pasien yang positif dengan comorbid atau penyakit bawaan. Sementara eks RSCI, kita cadangkan kalau kasus melonjak dan tidak tertampung di ruangan isolasi RSUD 45,” jelas dr Deki.

“Kalau nggak salah masih ada 1 yang masih observasi (di eks RSCI), kalau belum pulang. Karena sakit ringan dan nggak ada penyakit bawaan,” imbuhnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kuningan dari PKS Hj Kokom Komariyah mengatakan, tentang kronologi pembelian eks RSCI tersebut, sebenarnya DPRD sudah bersama-sama mengkritisinya pada saat itu.“Kenapa tidak nyewa saja dan sebagainya, itu juga sudah disampaikan oleh DPRD secara umum,” kata Kokom saat diwawancarai sejumlah media, kemarin.

Menurut Kokom, mungkin saja pada saat itu pemerintah daerah melihat hal lain, sehingga diperlukan pembelian eks RSCI. Terlebih saat menghadapi Covid-19 tahun lalu, tergopoh-gopoh.

“Sesuatu yang baru, yang kita harus bagaima sih, begitu. Yang kemudian menghawatirkan. Jadi, khawatirnya (Covid-19) ini membeludak, kemudian tidak tertangani dan lain sebagainya, saya gak tahu. Saya bukan membela, karena itu mah masa lalu yang sudah terjawab oleh pemda sendiri. Tapi kalau sekarang keluar dari estimasi awal, ya kalau sampai nganggur, mubadzir,” sebut Kokom.

Ditanya apakah ini ada kemungkinan gagal dalam perencanaan? Kokom menegaskan hal tersebut memang sudah seharusnya segera dievaluasi, terlebih DPRD sendiri tidak tahu perencanaannya seperti apa.

“Yang tersampaikan kepada kita kan bagaimana RS ini menjadi solusi penanganan Covid-19, gitu lho,” tutur Kokom.

Kokom pun bertanya-tanya, pasien sedikit waktu itu apakah karena zonanya sudah kuning? Padahal pada saat itu angka positif Covid-19 di Kuningan sedang tinggi-tingginya.

“Apakah RSUD 45-nya memang padat, dipadatkan ke sana, sehingga di sini (eks RSCI, red) kosong. Jadi, banyak kemungkinan, harus dilihat dulu. Kita gak bisa menjudge begitu,” katanya.

Soal biaya operasional, jelas menurutnya itu pasti ada. Katakanlah sesuai estimasi awal untuk penanganan Covid-19, kemudian untuk biaya-biaya operasional dan lain-lain, itu menurut Kokom cukup wajar karena dipakai, namun tetap saja mubadzir. Kemudian memang akhirnya akan menyerap anggaran besar untuk biaya pemeliharaan.

Untuk itu, Kokom menyarankan agar keberadaan eks RSCI yang dibeli dengan anggaran miliaran rupiah itu segera dievaluasi terlebih dahulu, Berbagai pihak terkait harus diajak bermusyawarah, sehingga akan diputuskan eks RSCI ini akan digunakan untuk apa.

“Kalau memang misalkan kegunaan RS ini untuk apa, ya bisa saja. Kan misalkan untuk IDI, atau organisasi lainnya, silakan. Kita kan tidak bisa meneropong, ini harus dianalisa dulu,” jelasnya. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: