DPK dan OKP Harus Mampu Mengkaji Calon Ketua KNPI
KUNINGAN–Musyawarah Daerah (Musda) DPD KNPI Kabupaten Kuningan sudah di depan mata. Tak sedikit para bakal calon ketua melakukan komunikasi dan konsolidasi, termasuk meminta dukungan restu dari petinggi daerah.
Hanya saja, para pemilik suara di Musda KNPI harus betul-betul mengkaji setiap calon ketua yang ada. Bukan sebatas berlabel restu dari petinggi daerah, tapi karena sosok calon ketua itu memiliki struktur berpikir yang jelas demi kemajuan KNPI ke depan.
“Itu kan momentum besar, pemilihan (musda, red) itu momentum besar. Pemilihan itu ruang untuk menentukan arah kepemudaan di masa mendatang yang banyak variabel dibaca mulai dari cara pandang calon pemimpin, bisakah mereka membawa KNPI lebih berpikir tajam dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam pembangunan daerah ke depan,” kata Anggota DPRD Kuningan sekaligus Ketua KNPI Kuningan periode 2005-2008, Rana Suparman kepada awak media, kemarin (21/5).
Oleh sebab itu, lanjutnya, seluruh pemegang suara yakni DPK KNPI hingga OKP harus betul-betul melakukan kajian, jangan terjebak dengan patron tertentu. Misalnya menentukan pilihan dengan tekanan ataupun dengan sebuah rayuan, namun kedepankan sebuah kajian terlebih dahulu.
“Supaya nanti grafiknya juga naik, saya dulu tinggi badan 162 cm, gantinya kan Pak Dian 160 cm, gantinya lagi Pak Uus di bawah 160 cm. Nah kalau tinggi badan kan begitu, tapi yang dikejar kan bukan tinggi badannya, yang dikejar adalah tingginya obsesi keinginan dan harus tampil dengan kemampuan diri sendiri,” ucap Rana berkelakar.
“Jangan dulu saya sudah mendapat restu dari A, dari B, dari C, tapi kemampuan dirinya tidak ditunjukkan. Memang yang mau jadi ketua KNPI itu nanti mau menempatkan sebagai zombie, sosok yang tidak mampu berpikir dan berbuat, lalu dikendalikan oleh orang lain, kan tidak begitu sosok pemuda,” timpalnya.
Menurutnya, seorang pemuda itu harus seperti sosok Bung Tomo maupun Bung Karno. Yang mampu tampil untuk membuat struktur sendiri melakukan analisis situasi, sekaligus mampu memberikan solusi persoalan yang ada.
“Nah pemuda harus seperti itu. Nanti jika tidak begitu, kalau misalnya terpilih menjadi ketua malah menempatkan KNPI menjadi piranti untuk melahirkan kekuasaan yang akan datang. Bukan begitu, tapi harus menunjukkan jati diri bahwa saya akan menjadi pemuda yang mampu menjawab tantangan ke depan,” tegasnya.
Jangan sampai, kata Rana, setiap calon ketua KNPI selalu menjual nama besar orang lain untuk mendapat dukungan dari pemegang suara. “Kalau belum apa-apa sudah bilang saya sudah dapat restu dari para senior, tidak ada itu. Jangan klaim restu, apa memangnya itu, tidak begitu lah, ubah cara pandangnya baru menjadi pemimpin besar. Tunjukan struktur berpikir, jangan dulu klaim restu kanan kiri, klaim itu sudah menunjukkan bahwa dia tidak punya kemampuan berpikir sehingga lari kemana-mana membawa orang lain, tidak membawa dirinya sendiri,” tutupnya.(ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: