Tradisi Ratib Desa Sangkanerang, 100 Orang Kumandangkan Adzan Untuk Menolak Bala
Desa Sangkanerang selain memiliki Situs Buyut Salam, juga memiliki tradisi untuk menolak bala, yakni Tradisi Ratib.-Asep Brd/radarcirebon.com-
RADAR KUNINGAN.COM - Indonesia kaya akan budaya dan tradisi yang erat kaitannya dengan sejarah suatu wilayah.
Di Kabupaten Kuningan, suatu tradisi hampir pasti dimiliki oleh setiap daerah. Di Desa Sangkanerang misalnya, memiliki Tradisi Ratib.
Desa Sangkanerang sendiri berada di Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, berada di bawah kaki Gunung Ciremai.
Tradisi Ratib yang dimiliki Desa Sangkanerang, sudah menjadi tradisi yang dijaga dan dilestarikan penduduk setempat secara turun menurun.
BACA JUGA:Badugang Jaya, Legenda Sangkuriang Versi Kuningan, Membuat Sungai dengan Alat Kelamin
Sarman, Salah seorang warga Desa Wangkanerang mengatakan, Tradisi Ratib tidak selalu digelar, dilaksanakan hanya di waktu-waktu tertentu saja.
“Usai salat magrib, sekitar seratus orang lebih akan mengumandangkan adzan secara serentak di setiap penjuru desa, dengan harapan kita terhindar dari musibah,” kata Sarman.
Ditambahkan Sarman, Tradisi Ratib sendiri mengandung arti menolak bala, akan digelar jika terjadi musibah yang luar biasa.
“Kita masih menjaganya dan itu turun temurun,” kata Sarman.
BACA JUGA:Jalaksana, Tempat Adu Tanding Dua Jawara dari Pajajaran dan Kuningan
Dijelaskan Sarman, Tradisi Ratib tetap dilestarikan oleh warga Desa Sangkanerang hingga sekarang, terakhir dilakukan saat wabah virus Covid-19 menjadi pandemi di Indonesia.
Selain memiliki Tradisi Ratib, di Desa Sangkanerang memiliki sebuah situs peninggalan yang masih lestari hingga sekarang.
Tempat tersebut disebut Situs Buyut Salam. Konon, menjadi tempat para calon kepala desa (kuwu) untuk berziarah sebelum mereka bertarung dalam pemilihan.
Meski berada di wilayah Kabupaten Kuningan, Situs Buyut Salam masih memiliki ikatan sejarah dengan Mbah Kuwu Sangkan yang ada di Kabupaten Cirebon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: