Dua Kali Maju di Pilkades Desa Parung Kuningan, Osa Maliki Harus Berhadapan dengan Sang Istri

Dua Kali Maju di Pilkades Desa Parung Kuningan, Osa Maliki Harus Berhadapan dengan Sang Istri

Calon Kepala Desa Parung, Kecamatan Darma Kuningan, Osa Maliki kembali berhadapan dengan sang istri, Entin Kartini di Pilkades 2023.--

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM- Nama Osa Maliki rupanya sangat melekat di hati warga Desa Parung, Kecamatan Darma, Kuningan.

Betapa tidak, Osa sudah dua periode dipercaya warganya untuk memimpin desa yang berada di tepian Waduk Darma tersebut.

BACA JUGA:BPBD Kuningan Waspadai Dampak El Nino, Berpotensi Timbulkan Kemarau Panjang dan Kebakaran Hutan

Tak heran jika kemudian masyarakat setempat kembali mengusung Osa pada Pilkades Serentak tahun ini karena yakin dengan kemampuan dan kinerjanya dalam membangun Parung.

Ya, di Pilkades sekarang yang akan digelar 6 Agustus 2023, Osa kembali maju sebagai calon kepala desa. Jika berhasil, maka Ini adalah periode ketiga bagi Osa Maliki menjadi kepala desa.
 
Menariknya, Osa harus kembali menghadapi sang istri, Entin Kartini. Ini adalah kali kedua Osa duduk berdampingan di singgasana pencalonan setelah Pilkades di tahun 2017 lalu. 
 
 
Osa Maliki menceritakan perjalanan panjang karir politiknya di desa. Osa mengatakan, mulai terjun ke politik desa saat Pilkades tahun 2011 silam.
 
Atas dorongan keluarga dan pendukungnya, saat itu dia mendaftarkan diri sebagai calon kepala desa. Osa harus bersaing dengan calon lainnya. Tercatat ada 4 calon kepala desa yang ikut Pilkades. 
 
"Saya maju di Pilkades 2011 karena dorongan masyarakat. Ada 4 calon yang juga sama sama maju. Alhamdulillah warga Desa Parung memberikan kepercayaan kepada desa. Membangun desa waktu itu cukup sulit karena minimnya anggaran," tutur Osa, Kamis 27 Juli 2023.
 
 
Meski minim anggaran karena belum ada program Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD), tak lantas membuat dirinya patah semangat.
 
Tekadnya sudah bulat. Semangatnya membumbung tinggi. Osa bekerja keras melakukan pembangunan infrastruktur dan juga pemberdayaan masyarakat. 
 
"Kondisi keuangan desa benar-benar minim pada masa itu, namun tetap harus bisa membangun. Belum ada ADD dan DD. Yang ada hanya bantuan subsidi keuangan dari pemerintah. Besarannya sekitar Rp70 juta per tahun," kenang Osa.
 
 
Baru di tahun 2015 ketika pemerintah menggelontorkan ADD dan DD yang nilainya cukup besar, Osa  bisa lebih fokus membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakatnya. 
 
"Sekarang di desa kami sarana olahraga cukup lengkap. Ada lapang voli, futsal, lapang sepakbola mini, lapang badminton dan sarana lainnya. Padahal dulunya sarana olahraga itu tidak ada di Desa Parung," kata Osa 
 
Osa mengungkapkan, pada Pilkades 2017, dirinya kembali maju. Sampai batas akhir masa pendaftaran calon kepala desa, tak satu pun warga Parung yang mendaftar. Akhirnya dia maju melawan sang istri.
 
 
"Terpaksa saya membujuk istri untuk mendaftar. Sebab dalam aturan, harus tetap ada dua calon. Jika calon yang mendaftar hanya ada satu, maka sang calon berhak mengajukan satu nama calon pendamping," ujar Osa.
 
Dan di Pilkades 2023 ini lanjut Osa, peristiwa 2017 terulang kembali. Hingga batas akhir penutupan pendaftaran cakades, hanya dirinya saja yang mendaftar.
 
 
Lagi-lagi Osa harus membujuk sang istri untuk mendaftar di tahap kedua agar genap ada dua calon. 
 
"Istri mendaftar beberapa menit sebelum batas akhir penutupan pendaftaran cakades. Ini kali kedua saya maju bersaing dengan istri," pungkas Osa. (Agus)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: