Sejarah Kawah Putih yang Dulunya Tambang, Kini Jadi Wisata Eksotis
Sejarah Kawah Putih di Gunung Patuha, Ciwidey, Bandung. -Istimewa-radarkuningan.com
Bandung, RADARKUNINGAN.COM - Kawah Putih berlokasi di Ciwidey Kabupaten Bandung patut jadi pilihan utama, mengingat kawasan yang terletak di kawasan objek wisata Ciwidey ini terkenal dengan warna airnya yang eksotis.
Kawah Putih di Gunung Patuha memang memiliki suasana yang berbeda dibandingkan dengan tempat wisata alam lainnya.
Ditambah lagi pada waktu tertentu, warna dari air yang berada di permukaan kawah cenderung berubah. Hal ini disebabkan oleh kondisi dari cuaca, suhu udara hingga kadar belerang.
Di Kawah putih ciwidey ini terdapat jalur khusus berupa jembatan kayu hingga ke bagian tengah dari kawah, sehingga menjadikan spot yang indah untuk berfoto dan pengunjung lebih dapat menikmati suasana yang ada di bagian kawah, dengan suhu udara di kawah ini pada waktu tertentu cukup dingin.
BACA JUGA:3 Larangan yang Ada di Kawah Putih, Pengunjung Wajib Tahu
Sejarah kawah putih berasal dari pemahaman ilmu pengetahuan dan juga cerita rakyat yang berkembang.
Namun demikian berdasarkan penjelasan dari penduduk lokal setempat yang tinggal di sekitar kawah tersebut, dan berbagai sumber yang didapat, berikut sejarah awal mula dari Kawah putih ciwidey, yakni;
Menurut sejarah, kawah putih terbentuk akibat dari letusan Gunung Patuha yang terjadi pada abad 10 dan 12. Konon letusan tersebut terjadi begitu dahsyat sehingga memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar dari gunung tersebut.
Banyak kawah disekitar Gunung Patuha, namun Kawah Putih menjadi cukup populer dikarenakan kondisi dari kawah yang memiliki air berwarna putih.
BACA JUGA:Desa di Lereng Gunung Ciremai Ini Pernah Diserang Harimau, Juga Sempat Ketakutan Naik Haji
Padahal warna putih itu merupakan pantulan dari tanah dasar kawah yang bercampur dengan unsur tanah lain.
Pada awal diketahui adanya kawah putih, masyarakat lokal tidak menganggap bahwa tempat ini memiliki potensi wisata yang besar. Apalagi kepercayaan masyarakat sekitar kawah menilai tempat ini juga sangat angker.
Hingga pada tahun 1837, seorang ahli geologi bernama Franz Wilhelm Junghuhn melakukan penelitian di puncak gunung Patuha.
Selanjutnya, pemerintah Belanda menilai bahwa kawah ini memiliki potensi kapur yang sangat baik. Lalu dibangunlah pabrik kapur yang kemudian diberi julukan Zwavel Ontgining.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: