Primbon Sunda Disebut Paririmbon, Mengandung 3 Nilai, Berupa Kumpulan Catatan Perhitungan hingga Ramalan

Primbon Sunda Disebut Paririmbon, Mengandung 3 Nilai, Berupa Kumpulan Catatan Perhitungan hingga Ramalan

Paririmbon Sunda berisi catatan perhitungan tanggal lahir atau wedal hingga ramalan. -Foto via Shopee-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Bukan hanya orang Jawa saja yang mengenal Kitab Primbon. Masyarakat Sunda pun memiliki buku kuno yang satu ini.

Kitab ini oleh masyarakat yang tinggal di belahan barat Pulau Jawa, disebut dengan Paririmbon. Kitab ini berisi banyak hal. Dari pengetahuan, penanggalan, firasat hingga tanda-tanda alam.

Setidaknya ada 3 nilai yang terkandung dalam Paririmbon Sunda. Yakni nilai edukatif, nilai kearifan lokal dan etnopedagogik.

Hampir sama dengan Primbon Jawa, Paririmbon juga berisi tentang kumpulan catatan, perhitungan, dan ramalan yang diturunkan secara turun menurun.

BACA JUGA:Instan dan Mudah! Ini 3 Cara Berteman dengan Kucing Kampung, Agar Bisa Kita Pelihara dan Jinak

Primbon Sunda juga bisa “menghitung” atau meramal karakter seseorang berdasarkan hari lahir atau wedal. Intinya kitab ini digunakan oleh masyarakat tradisional Sunda.

Misalnya Primbon Sunda memerlukan hitungan-hitungan untuk mengungkap isi ramalannya.

Dari hitungan ini, bisa diramal tentang berbagai aspek. Dari karakteristik individu, nasib hingga peristiwa yang mungkin terjadi di masa depan.

Tidak hanya berisi ramalan, Primbon Sunda juga berfungsi sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari. Dapat digunakan menentukan suatu hari baik atau buruk.

BACA JUGA:10 Rekomendasi Mobil Bekas 50 Jutaan di Cirebon, Cari Mobil Bekas Disini Aja!

Perhitungan ini biasanya digunakan dalam menentukan tanggal-tanggal penting. Misalnya tanggal pernikahan, pertunangan, pindah rumah, dan banyak lagi yang lainnya.

Ada tulisan menarik tentang Primbon Sunda. Tulisan yang merupakan hasil penelitian tersebut, diberi judul: “Nilai-nilai Edukatif dalam Parimbon Sunda (Eksplorasi Kearifan Lokal sebagai Landasan Etnopedagogi)”. 

Penulisnya adalah Yayat Sudaryat dan O Solehudin, Hernawan. Mereka berasal dari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. 

Mereka menjelaskan, pendidikan yang berorientasi kearifan lokal dan karakter akan melahirkan solusi yang tepat bagi permasalahan pembangunan bangsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: