Pegiat Budaya Kritik Tajam Pemkab Kuningan, Abah Sangha: Tri Tangtu Sundabuana

Pegiat Budaya Kritik Tajam Pemkab Kuningan, Abah Sangha: Tri Tangtu Sundabuana

Pegiat budaya Sunda melontarkan kritik kepada Pemkab Kuningan.-Dokumen Pribadi-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Pemerintah Kabupaten Kuningan mendapat kritik tajam dari pegiat budaya, karena banyak tradisi hingga seni budaya yang kurang diperhatikan.

Meski ramai dengan kegiatan ekonomi kreatif, namun masih minim ditemukan kegiatan terkait dengan seni budaya Sunda yang merupakan kultur masyarakat Kabupaten Kuningan.

Pegiat seni dan budaya Sunda buhun, Abah Sangha Sundana yang mengungkapkan kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Kuningan terhadap prinsip-prinsip dalam pelaksanaan budaya tradisional Sunda.

Abah menjelaskan, terdapat empat unsur tersebut yang harus dipenuhi agar budaya Sunda di Kuningan tetap ada dan berjalan.

BACA JUGA:Jadwal Sidang CAS Agustus Hingga September 2024 Sudah Rilis! Nama Maarten Paes Muncul di Bulan Apa?

Terlebih, hal dimaksud telah berkontribusi pada kelancaran alam semesta sejak lama.

"Dalam Tatar Siliwangi ada empat prinsip kehidupan yakni Tata, Titi, Duduga, dan Prayoga yang merupakan landasan dalam pelestarian dan pengembangan budaya Sunda."

"Prinsip-prinsip ini dianggap esensial untuk memastikan keberlanjutan dan harmoni budaya," kata Abah Sangha, kepada radarkuningan.com.

Dikatakannya, pengakuan identitas identitas budaya Sunda di Kuningan semakin mengkhawatirkan, bahkan cenderung menuju kepunahan.

BACA JUGA:Perbedaan iPhone Inter dan iBox, Harga hingga Garansi

"Pemkab Kuningan seharusnya lebih intensif dalam melestarikan kearifan lokal, bukan hanya sekedar deklarasi, seperti Kabupaten Angklung, namun tanpa implementasi yang nyata dalam keseharian dan filosofi budaya itu sendiri," ujarnya.

Tak hanya itu, kritikan juga ditujukan pada tata kelola acara yang dianggap tidak memanfaatkan filosofi Sunda, seperti Tri Tangtu Sundabuana, yang seharusnya menjadi pedoman dalam pelaksanaan acara. 

Hal ini berakibat pada carut-marut pelaksanaan acara dan kemacetan yang terjadi, sekaligus memperparah krisis identitas budaya Sunda di Kuningan.

"Tata merujuk pada sistem atau struktur yang terorganisir dengan baik. Dalam konteks budaya Sunda, Tata mencakup pengaturan dan pengelolaan yang tepat dari kegiatan budaya, termasuk acara adat dan seremonial."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: