Menanti Gebrakan 100 Hari Kerja Dian-Tuti
Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan Demokrat DPRD Kuningan Ali Akbar, memberikan pandangan kritis terkait berbagai isu yang muncul pasca Pilkada 2024.-Agus Sugiarto-Radar Kuningan
KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Banyak kalangan menantikan gebrakan 100 hari kerja dari pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih Dian-Tuti.
Pilkada Kuningan 2024 telah usai. Pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi-Tuti Andriani SH MKn, resmi dinyatakan sebagai pemenang.
Masyarakat dan ASN pun, menunggu gebrakan nyata dari pemimpin baru mereka, khususnya dalam 100 hari pertama masa jabatan.
Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan Demokrat DPRD Kuningan, Ali Akbar, mengatakan, tidak terjadi gejolak pasca pemilihan berlangsung.
BACA JUGA:Bukan Pemain Naturalisasi, Persis Solo Kedatangan Pemain Keturunan Indonesia-Belanda, Siapa Dia?
"Masyarakat Kuningan tidak melakukan aksi protes besar-besaran terkait hasil Pilkada 2024," ucap Ali Akbar dikutip dari Radar Kuningan, Senin 30 Desember 2024.
Hal tersebut membuktikan, sambung Ali, suara rakyat yang memenangkan pasangan Dian-Tuti, ingin adanya perubahan di Kabupaten Kuningan.
"Artinya, masyarakat kini menaruh harapan besar pada kepala daerah terpilih untuk menghadirkan kebijakan yang baik dan inklusif," ujarnya.
Ali Akbar yang juga politisi PPP Kuningan, memberikan pandangan kritis terkait berbagai isu yang muncul pasca Pilkada 2024.
BACA JUGA:Dewa 19 Tunda Konser di Stadion GBK, Pendukung Timnas Indonesia Tuntut Ini ke Pegelola
Ia menyoroti pentingnya kepemimpinan kepala daerah terpilih dalam menghadirkan kebijakan yang bijak dan tidak didasari emosional, apalagi dendam politik.
Kaitan isu adanya desakan untuk evaluasi ASN dalam pemerintahan yang baru nanti, ia menyebut, jika itu merupakan hal lumrah dalam pemerintahan. Namun ditegaskan pentingnya kebijakan berbasis rasionalitas.
"Masyarakat yang mendukung Paslon 02 dan Paslon 03 juga tidak sedikit. Jadi, kebijakan harus mencerminkan semangat kebersamaan, bukan dendam politik," tegasnya.
Mengenai isu gagal bayar dan keterlambatan TPP, dirinya mengaku prihatin. Menurutnya, keterlambatan ini berpotensi mengubah perilaku ASN yang bergantung pada pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: