Kuningan Bidik Prestasi Biliar, D’jons Pool Hadirkan 36 Meja Berstandar Internasional
Bupati Kuningan, H Dian Rachmat Yanuar meresmikan D'Jons Pool, Family Biliard n Cafe, rumah biliar terbesar, berfaslitas lengkap di Kabupaten Kuningan, Minggu (14/12). (Foto: Bubud Sihabudin)--
KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Perubahan arah olahraga biliar di Kabupaten Kuningan bakal semakin melesat.
Di balik bunyi benturan bola dan tarikan cue stick, biliar Kuningan tengah memantapkan langkah menuju jalur prestasi.
Ini dengan dibukanya D'Jons Pool, Family Biliard n Cafe, rumah biliar terbesar, berfaslitas lengkap, Minggu (14/12).
Terlebih, jumlah tempat biliar yang representatif se-Kuningan juga terus bertambah, saatnya atlet potensial tampil dalam kompetisi.
BACA JUGA:Fakta Mengejutkan! Penampakan Lahan Sekitar Arunika dari Tampilan Citra Satelit 2015-2025
BACA JUGA:Citra Satelit 2015–2025, Lanskap Arunika, Kini Ruang Hijau yang Kembali Hidup
Bupati Kuningan DR H Dian Rachmat Yanuar dan KONI Kuningan layak membidik prestasi Cabor Biliar di waktu mendatang, baik level provinsi, nasional, maupun internasional.
Indikasinya kebangkitan olahraga ini sangat jelas. Selain jumlah rumah biliar bertambah, jam latihan atlet meningkat, dan partisipasi turnamen mulai kembali menggeliat.
D’Jons Family Billiard n Cafe resmi dibuka di Jalan Kiai Hasan Maolani, Kuningan, ruas yang dulu dikenal sebagai Jalan Lingkar Timur.
Kehadiran fasilitas ini bukan sekadar menambah titik hiburan, melainkan mengakselerasi peta pembinaan biliar daerah.
BACA JUGA:Tiga Pemuda di Kuningan Nekat Curi Motor Teman Sendiri, Akhirnya Masuk Penjara
BACA JUGA:Demi Kepastian Investasi Daerah, Kadin Kuningan Desak Percepatan Revisi RTRW
“Ya, tentu kami dari Pemerintah Kabupaten Kuningan menyambut baik dan memberikan apresiasi atas hadirnya D'Jons Family Billiard and Cafe ini. Ini merupakan bentuk kontribusi nyata dari pihak swasta dalam mendukung pengembangan olahraga, khususnya cabang olahraga biliar, di Kabupaten Kuningan," ungkap bupati disela Grand Opening D'Jons.
Selama bertahun-tahun, biliar kerap terjebak dalam stigma negatif. Persepsi itu menjauhkan cabang olahraga ini dari sistem pembinaan formal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
