Hari Santri di MTs Madinatul Huda Bikin Botram Nasi Liwet sampai Pawai Alegoris

Rabu 23-10-2019,12:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN-Momentum Hari Santri Nasional dimanfaatkan pelajar MTs Madinatul Huda untuk ngaliwet bareng atau botram nasi liwet, Selasa (22/10). Nasi liwet dengan berbagai menu seperti masakan jengkol, ikan asin, tempe, kerupuk, dan sambel menjadi suguhan favorit bagi kalangan santri. Sebagian besar pelajar memang aktif sebagai santri di sejumlah pondok pesantren setempat. Sehingga momen Hari Santri ini menjadi makna tersendiri bagi para santri, khususnya bagi pelajar MTs Madinatul Huda Desa Pagundan Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan. Tak hanya botram nasi liwet, pelajar MTs bersama anak-anak PAUD dan orang tua juga melakukan pawai alegoris. Mereka beramai-ramai keliling kampung bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, karang taruna, dan masyarakat setempat. Kepala MTs Madinatul Huda Agung Sukardi menuturkan, bahwa makan panjang di atas daun pisang atau disebut botram nasi liwet ini sebagai wujud kebersamaan dalam momentum Hari Santri Nasional. Sebab sebagian besar siswa adalah santri aktif yang masih mengaji di sejumlah pondok pesantren. “Momentum Hari Santri ini harus dijadikan sebagai ajang untuk terus meningkatkan kualitas para santri. Sejarah Hari Pahlawan 10 November itu bagian dari komitmen jihad para santri di tanggal 22 Oktober pada saat perang kemerdekaan dulu,” kata Agung Sukardi saat memberikan keterangan persnya. Menurutnya, Hari Santri Nasional merupakan peristiwa yang sangat penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Sejarah mencatat, bahwa para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa. “Para santri dengan caranya masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa melawan penjajah, menyusun kekuatan di daerah terpencil, mengatur strategi, mengajarkan tentang arti kemerdekaan, kebhinekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Semoga momen ini dapat memperkuat semangat kebangsaan, mempertebal rasa cinta Tanah Air, memperkokoh integrasi bangsa, serta memperkuat tali persaudaraan antar sesama,” ungkapnya. Dia berpesan, agar santri harus menjadi mukmin yang kuat tak goyah oleh pergaulan, kepentingan, dan adanya perbedaan. Santri harus mencintai negaranya, menghormati guru dan orang tuanya sekaligus mendoakannya. \"Santri juga harus mencintai tanah airnya, tempat dimana dilahirkan dan menghargai tradisi serta budayanya. Mereka (santri, red) harus memiliki kasih saying pada sesama manusia, dan pandai bersyukur serta menyayangi sesama hamba Allah SWT, mencintai ilmu dan tak pernah berhenti belajar,” pungkasnya. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait