KUNINGAN-Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan mencatat sedikitnya sudah ada 35 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kuningan. Yang menyedihkan, dua penderita di antaranya meninggal dunia. Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningam H Iud Sudarman mengatakan, jumlah kasus DBD di awal tahun ini sebenarnya tidak lebih banyak dibanding periode yang sama di tahun 2019 yang mencapai 74 kasus. Namun demikian, yang menjadi perhatian ternyata tahun ini menyebabkan dua pasien DBD meninggal dunia. \"Berdasarkan laporan dari beberapa Puskesmas sejak tanggal 1 hingga 25 Januari sudah ditemukan 35 kasus DBD, terdiri dari sembilan di antaranya positif DBD dan sisanya hanya diduga. Dari jumlah tersebut ternyata ada dua pasien positif DBD yang meninggal dunia, satu berasal dari wilayah Mekarwangi dan Cidahu,\" ungkap Iud. Namun demikian, lanjut Iud, kondisi ini tidak menjadikannya masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Pasalnya, jumlah kasus DBD masih tidak lebih banyak dibanding periode yang sama dan walaupun ada pasien yang meninggal dunia namun tidak semuanya positif DBD. \"Yang meninggal dunia di Mekarwangi memang positif DBD, namun yang di Cidahu ternyata disertai penyakit peradangan selaput otak. Oleh karena itu kejadian DBD di Kabupaten Kuningan hingga saat ini belum dikategorikan KLB,\" papar Iud. Dalam upaya mengantisipasi jumlah kasus DBD semakin meningkat, lanjut Iud, pihaknya telah melayangkan surat imbauan kepada seluruh Puskesmas untuk melakukan sosialisasi pencegahan di lingkungan kerjanya masing-masing. Termasuk mengajak seluruh perangkat desa agar bisa menggerakkan warganya melakukan gerakan bersih-bersih lingkungan, memberantas sarang nyamuk hingga menerapkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). \"Setiap rumah harus punya satu anggota keluarga yang bertugas memantau keberadaan sarang nyamuk Aedes Aegypti yang disebut Jumantik alias Juru Pantau Jentik. Selain itu laksanakan program 3M plus yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang plus melakukan pencegahan seperti menabur serbuk ABT di tempat air, menanam tanaman anti nyamuk hingga memelihara ikan pemangsa jentik seperti cupang dan lainnya,\" paparnya. Iud mengatakan, jumlah pasien DBD tersebut tidak menutup kemungkinan akan bertambah mengingat saat ini masih musim hujan yang sangat rawan nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak dengan pesat. Meski demikian, lanjut Iud, pihaknya tak henti-henti melakukan berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti di seluruh wilayah Kuningan baik dengan melaksanakan fogging, abatesasi hingga penyuluhan dan pengerahan warga terkait pola hidup bersih. \"Kegiatan fogging sudah dilakukan di beberapa lokasi yang teridentifikasi terdapat sarang nyamuk demam berdarah. Namun demikian, kegiatan fogging bukan solusi utama pemberatasan DBD karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja, melainkan yang terpenting adalah kesadaran masyarakat melaksanakan pola hidup bersih dan jangan sampai ada sarang nyamuk,\" jelasnya. (fik)
Tercatat 35 Kasus DBD di Kuningan, Dua Meninggal Dunia
Rabu 29-01-2020,16:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :