KUNINGAN - Himpunan Mahasiswa Kuningan Indonesia (HMKI) menggelar acara Milad 21 Tahun Bersinergi untuk Lemah Cai dan diskusi publik Ajang Diskusi Para Pemerhati Kuningan (Adipati Kuningan). Dengan tema Kuningan Kabupaten Pendidikan: Harapan atau Kenyataan? Menakar Tantangan dan Harapan di Era Disrupsi, diskusi tersebut digelar di Ruang Sidang Paripurna Gedung DPRD Kuningan, Minggu (2/2). Sekitar 150 peserta dari berbagai organisasi mahasiswa Kuningan hadir dalam diskusi ini, di antaranya anggota/cabang dan komisariat naungan HMKI, yakni KMK Bandung Raya, IMK Wilayah Cirebon, IPMK Jogjakarta, IPPMK Jadetabek, Himarika Bogor, Himadiwa Purwokerto, Komisariat Kamuning UIN Bandung, serta dari cabang persiapan Forsmaka Semarang. Turut hadir dari organisasi intra kampus di Kuningan, seperti dari BEM, BLM, dari Universitas Kuningan, Unisa Kuningan, STIKes Muhammadiyah, STIKKu, kemudian organ ekstra kampus, yakni HMI, PMII, IMM, KAMMI, SAPMA, dan juga para pelajar tergabung dalam Forum OSIS Kuningan. Ketua Umum HMKI Muhammad Ramdan menerangkan, Himpunan Mahasiswa Kuningan Indonesia saat Ini menginjak usia ke - 21, di mana saat itu didirikan pada tanggal 23 Januari 1999. Dan tahun ini diperingati dengan penuh rasa syukur bahwa HMKI sampai sekarang terus berkembang, membina, merawat nafas kedaerahan, dan menjadi wadah pemersatu organisasi mahasiswa asal Kabupaten Kuningan. \"Tujuan senantiasa mengabdi serta berkontribusi untuk Kabupaten Kuningan yang berkemajuan. HMKI serta para anggota cabang terus melaksanakan berbagai kegiatan seperti bakti sosial, try out, diskusi dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pendidikan. Terima kasih kepada pelopor, pendiri HMKI, berkatnya HMKI terus berkembang dan terus berkontribusi untuk Kabupaten Kuningan,\" kata Ramdan. Dies natalis kali ini dikonsep sederhana, dengan mengemas diskusi yang bertajuk Adipati Kuningan (Ajang Diskusi Para Pemerhati Kuningan). Harapan diskusi ini dapat menghasilkan komitmen yang baik untuk membangun Kuningan selaras dengan Visi Kabupaten Kuningan saat Ini. Acara dibuka oleh Drs H Dady Iskandar MM mewakili Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum. Ia menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan ini dengan harapan HMKI dapat bersinergi dengan Visi Jabar Juara Lahir Batin. Menurut Ramdan, pemerintah pusat melalui Kemenperin RI dengan making Indonesia 4.0, berencana menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri di masa depan, dan merombak kurikulum dengan menekankan pada steam (science, technology, engineering, the arts, and mathematics). Provinsi Jawa Barat, kata Ramdan, telah menyusun program-program unggulan untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 dari aspek pendidikan sumber daya manusia. Yakni menjadikan perguruan tinggi sebagai center of excellence and innovation, mendorong pertumbuhan ekonomi umat berbasis inovasi, dengan ekonomi digital, inkubator bisnis, creative/start-up hub, memfokuskan pendidikan SMK sesuai dengan potensi kekuatan ekonomi lokal. \"Mudah-mudahan upaya ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Barat termasuk di Kabupaten Kuningan,\" harapnya. Turut hadir dalam cara ini, Sekda Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi mewakili Bupati Kuningan. Ia memberikan motivasi kepada para mahasiswa yang hadir, seiring dengan dunia masa kini yang tantangannya begitu luar biasa. Hal yang dibutuhkan untuk menjadi orang yang sukses adalah harus memiliki kejujuran, jiwa kepemimpinan, memiliki kemampuan adaptasi untuk bekerjasama, dan kerja keras. Sekda berpesan agar para mahasiswa jangan hanya terjebak dengan rutininas, yakni antara kampus dan tempat tinggal saja/kosan, tetapi perlu bersosialisasi dan berorganisasi. Wakil Ketua DPRD H Ujang Kosasih MSi dari Fraksi PKB mewakili Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachel SE, dalam sambutannya menyampaikan, ruangan paripurna DPRD merupakan ruangan yang sakral, ruangan penentu kebijakan untuk mewujudkan Kuningan yang maju. Pihaknya menyambut baik adanya diskusi tersebut serta berharap adanya hasil yang baik. \"Mudah-mudahan ke depan anak-anakku para mahasiswa di sini dapat melanjutkan perjuangan kami di sini,\" harap Ujang. Sementara itu, materi diisi oleh sejumlah narasumber, di antaranya Kadis Pendidikan dan Kebudayaan H Uca Somantri MSi, Ade Kadarisman SSos MT MSc selalu Dosen Universitas Padjadjaran, Dr Sulaeman MAg selalu Warek II Unisa Kuningan, serta Ketua DPD KNPI Kuningan Masuri Gonjes SPd. Hadir pula para Pendiri FKMK (dulu) HMKI (sekarang), yakni Dr H Toto Toharudin MPd, dan H Endun Abdul Haq MPd yang juga Komisioner KPU Jawa Barat, beserta alumni HMKI lainnya. \"Spirit gerakan reformasi menjadi salah satu cikal bakal berdirinya FKMK, bertransformasi dari Forum Komunikasi menjadi Himpunan Mahasiswa Kuningan Indonesia (HMKI). Selamat berdisnatalis ke-21,\" kata Toto. Tasyakuran HUT HMKI ke-21 tersebut dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dipimpin oleh Dr H Toto Toharudin MPd bersama HMKI dan seluruh tamu undangan. Menjelang diskusi, HMKI menampilkan tari dan puisi prosa 2 rupa dari IMK Wilayah Cirebon. Berlanjut acara Adipati Kuningan, diatur oleh Moderator Ade Syamsul Falah SH lulusan UIN Syarif Hidayatullah Ciputat. Diskusi Kuningan Kabupaten Pendidikan dipaparkan oleh Sekda Kuningan yang juga mantan Kadisdik Kuningan. Ia menyampaikan arah tujuan pendidikan Kabupaten Kuningan, kemajuan dan kendala-kendalanya. Terdapat peningkatan tiap tahunnya yang didorong oleh Bupati Kuningan. Namun disayangkan adanya penurunan grade dari Kuningan Kabupaten Pendidikan menjadi Kuningan Menuju Kabupaten Pendidikan. \"Salah satunya kekurangan guru di Kabupaten Kuningan, kerusakan ruangan dan lain-lain, telah adanya peningkatan setiap tahunnya, semuanya didorong oleh Pak Bupati Kuningan,\" tutur Sekda. Lalu pemateri Dr Sulaeman MAg menyampaikan refleksi pendidikan. Disebutkan, adanya beberapa kekhawatiran dalam dunia pendidikan di era digital disrupstion bahwa jangan-jangan nanti sekolah, perguruan tinggi ditinggalkan. Contoh Aplikasi Ruang Guru yang sekarang sedang bergeming, dan nanti adanya ruang-ruang yang lain. Kemudian Masuri SPd selaku Ketua KNPI Kuningan, menyampaikan di era ini apakah tenaga pendidik masih dibutuhkan? Boleh jadi internet sekarang mengalahkan SDM. Tetapi ada hal lain yang tidak bisa dilakukan oleh internet, yakni budi pekerti, kearifan lokal, kerja sama dan cara memotivasi. \"Semoga ke depan para pemangku kebijakan dapat membuat suatu rumusan di mana peran tenaga pendidik tidak tergerus,\" harap Masuri. (muh)
HUT Ke-21, HMKI Gelar Gelar Diskusi Pendidikan di Dewan
Selasa 04-02-2020,10:24 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :