KUNINGAN - Kabupaten Kuningan beruntung memiliki ulama besar seperti Kiai Hasan Maulani. Ulama yang dikenal dengan sebutan Eyang Hasan Maulani ini memiliki pengaruh dakwah yang sangat kuat dan terus dirasakan hingga sekarang. Saat itu, sepak terjang ulama yang lahir di Desa Lengkong pada 8 Jumadil Akhir 1196 H atau 21 Mei 1782 M sampai memicu rasa khawatir kolonial Belanda. Demikian dikatakan salah seorang sesepuh keturunan Eyang Hasan Maulani, KH M Ma’sum kepada Radar Kuningan, Selasa (4/2). Ia menuturkan, saking khawatirnya terhadap pengaruh ulama yang dikenal sebagai guru besar Tarekat Syattariyah itu, berbagai fitnah pun dilayangkan kepadanya. Mulai difitnah menyebarkan aliran sesat sampai dituduh menghasut umat agar melakukan pemberontakan. Sontak, pemerintah kolonial Belanda langsung bergerak. Mereka menangkap Eyang Hasan Maulani pada 17 Shafar 1258 H atau 29 Maret 1842 M. Ia dibawa dan ditahan di Cirebon selama tiga bulan. “Saat itu banyak sekali simpatisan Eyang yang menjenguk ke Cirebon. Mungkin lama-lama Belanda khawatir juga, lalu Eyang dipindahkan ke Batavia. Tapi para penjenguk dari berbagai daerah terus berdatangan. Akhirnya Eyang diasingkan ke Sulawesi Utara. Eyang wafat di sana tanggal 12 Rabi’ul Awal 1291 H atau 30 April 1874 M. Beliau dimakamkan di daerah Gunung Patar Kempal, Kampung Jawa Tondano Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara,” tuturnya. Untuk mengenang dan meneladani jasa-jasanya dalam mensyi’arkan Islam di Kuningan dan sekitarnya, pihaknya bersama seluruh keturunan Eyang Hasan Maulani bertekad untuk terus melestarikan tradisi haul setiap tahun. “Eyang dikenal sebagai ulama besar yang wara’ dan menguasai berbagai disiplin ilmu agama, harus kita jadikan teladan dalam berdakwah. Insya Allah tahun ini kami akan menggelar haul ke-147 pada hari Ahad tanggal 8 Maret 2020 M atau 13 Rajab 1441 H,” tambahnya. Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana K Irfan Fauzi mengatakan, kegiatan Haul ke-147 Eyang Hasan Maulani selain untuk mengenang kiprah dakwahnya, juga menjadi ajang silaturhami keluarga besar keturunan Eyang Hasan Maulani lintas generasi yang jumlahnya mencapai ribuan. Pasalnya, lanjut Irfan, keturunan Eyang Hasan Maulani, baik dari bani Eyang Imrani, Eyang Mu’minah, Eyang Imamudin, Eyang Abshori maupun Eyang Akhyar, saat ini sudah tersebar di berbagai pelosok Nusantara. Mereka banyak yang berkiprah nyata dan memegang posisi penting di berbagai profesi. “Keturunan Eyang banyak yang istiqamah menjadi kiai mengelelola madrasah dan pondok pesantren. Ada juga yang menjadi birokrat di tingkat pusat sampai daerah, berkiprah di lembaga eksekutif dan legislatif, menjadi dosen, guru, ahli hukum, ahli kesehatan, wirausahawan, budayawan, pegiat sosial, dan sebagainya. Tentu ini menjadi aset berharga dalam proses membangun kemaslahatan umat,” beber pria yang kini menjabat Kepala Desa Lengkong Kecamatan Garawangi itu. Dia menambahkan, dalam rangkaian kegiatan Haul ke 147 Eyang Hasan Maulani tahun ini, akan diisi berbagai kegiatan, baik yang bersifat sosial, pendididikan, kebudayaan, kesejarahan maupun keagamaan. Di antaranya tablig akbar, halaqah, hadrah, khatmil Quran, bakti sosial, pameran benda pusaka dan dokumen penting peninggalan Eyang Hasan Maulani. “Kami juga akan menggelar ziarah ke maqbarah para masyayikh di Lengkong, Citangtu, Tanjungsari, dan Cikaso. Mohon doa restu dari seluruh elemen masyarakat, semoga diberi kemudahan dan acaranya berjalan lancar,” harap Irfan. (muh)
Haul Ke-147 Eyang Hasan Maulani Digelar 8 Maret 2020
Rabu 05-02-2020,10:03 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :