Sontak hal ini membuat warga Nanggerang menjadi kaget, bahkan sempat ketakutan. Tapi tidak dengan Eyang Raksagati. Dia tetap tenang, tampak wibawa dan berani melawan harimau jadi-jadian tersebut.
Eyang Raksagati pun terus mengibarkan semangat kepada warga desa untuk tidak gentar menghadapi apapun yang terjadi, demi mempertahankan tanah air dari serangan musuh.
Warga Nanggerang pun tersulut semangatnya. Seperti api yang disiram bensin.
Mereka serentak menyerang harimau jadi-jadian tersebut. Bahkan mereka berlomba ingin menjadi orang pertama yang bisa menjatuhkan harimau itu.
BACA JUGA:10 Pilihan Hewan Peliharaan yang Bisa Dipelihara di Rumah, Ada Reptil Hingga Kucing
Karena bukan harimau biasa, maka tidak semudah apa yang dibayangkan warga setempat. Tentu sosok yang sepadan untuk menandinginya tiada lain adalah Eyang Raksagati.
Eyang Raksagati, tidak semata-mata berani membuka hutan yang penuh ancaman dan resiko untuk dijadikan tempat pemukiman, dia juga orang yang mempunyai kesiapan ilmu lahir dan ilmu batin.
Pertarungan satu lawan satu pun terjadi antara seeokor harimau siluman dengan Eyang Raksagati. Akhirnya harimau terdesak dan melarikan diri ke arah bukit sebelah selatan Garunggang.
Warga Nanggerang secara bersamaan mengejar dan memburu harimau tersebut. Di bukit itulah akhirnya terjadi pengepungan terhadap harimau tersebut.
BACA JUGA:5 Hewan Peliharaan di Rumah yang Diperbolehkan Menurut Ajaran Islam
Peristiwa pengepungan itu menjadi cikal bakal bukit yang dinamakan Kepung Maung. Jika diartikan kepung artinya mengepung dan maung sama dengan harimau.
Walau sudah di kempung di tempat itu, harimau belum juga berhasil ditangkap. Bahkan mampu meloloskan diri lari ke arah timur. Warga pun terus memburu seperti tidak ingin membiarkan maung itu lolos begitu saja.
Akhirnya dengan menggunakan taktik dan strategi, harimau tersebut berhasil ditangkap. Warga pun berencana membunuh dan mematahkan tulang-tulangnya.
Hanya saja keajaiban terjadi. Di saat harimau itu sedang dipatahkan tulang-tulangnya, tiba-tiba wujudnya hilang begitu saja tanpa bekas.
Seketika itu warga Nanggerang kaget dan tidak menyangka. Sesaat terdiam dan tak ada suara sepatahpun dari semua yang yang ada disitu. Hanya Eyang Raksagati yang tampak tenang dan tidak terpangaruh sedikitpun dengan kejadian yang diluar nalar manusia tersebut.