RADARKUNINGAN.COM - Sesuai dengan asal kata dan sejarahnya, telaga biru Situ Cicerem memang tempat untuk pertemuan.
Wajar jika para pelancong banyak yang mengikat janji bertemu di situ yang berlokasi di Desa Kaduela Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan.
Dilihat dari asalnya, Cicerem berasal dari kata Paceureuman dalam bahasa Sunda. Kata tersebut mengandung arti tempat pertemuan atau perkumpulan.
Dilihat dari sejarahnya, Telaga Biru Cicerem menjadi tempat pertemuan antara dua sosok hebat, Syeh Maulana Makhdum Ibrahim dengan Syeh Haji Abdul Iman.
Syeh Maulana Makhdum adalah pendiri Desa Kaduela. Juga pemilik Padepokan Janggala yang lokasinya di desa tersebut.
Sementara Syech Haji Abdul Iman adalah pendiri Padepokan Astana. Lokasi padepokan tersebut berada di sebelah selatan Janggala.
Kedua tokoh itu bertemu di Situ Cicerem untuk membicarakan soal pengembangan agama Islam di Cirebon, Pajajaran dan Banten. Juga membahas persoalan perbedaan pendapat antara Wali Songo dengan Syeh Lemah Abang.
Maka tidaj salah, jika telaga biru ini, walaupun berupa situ yang tak terlalu luas, namun banyak dikunjungi pelancong.
BACA JUGA:3 Alasan Memilih Glamping di Ciwidey: Pengalaman Berkemah di Tengah Alam dengan Fasilitas Ala Hotel
Bahkan situ ini lokasinya pun terpencil. Yang menjadi perbatasan antara Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon.
Seperti diketahui, Situ Cicerem adalah salah satu tempat wisata yang berada di Jalan Kaduela, Kaduela, Pasawahan. Obyek wisata ini merupakan tempat yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan.
Lokasi ini memang sangat indah. Juga bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas sehari hari bagi para pengunjung.
Situ Cicerem memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sangat disayangkan tidak mengunjungi wisata yang tiada duanya tersebut.
BACA JUGA:Mudah Dimengerti! Ini 5 Cara Efektif untuk Berkomunikasi dengan Kucing Anda