Kala itu, ungkap Anies, Kuningan masih sejuk dengan pemandangan alam yang indah. Juga hijaunya Gunung Ciremai.
"Ciremai itu memori masa kecil kita, yang juga ingin anak cucu kita punya memori yang sama tentang Ciremai,” ungkap Anies.
“Dulu saya jalan dari Cipicung naik ke Cigugur, terus sampai ke Palutungan menikmati suasana yang penuh dengan kekayaan ekologi,” kenangnya.
Hari ini, jelas dia, lereng Ciremai sudah penuh dengan kekayaan ekonomi. “Ekologinya hilang, diganti dengan ekonomi. Di sepanjang jalan banyak gedung yang membuat kita tidak lagi melihat keindahannya," papar Anies.
Anies menjelaskan, ada 4 hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan di Gunung Ciremai.
Pertama, memanfaatkan potensi yang sudah ada agar ditingkatkan. Kedua, melakukan koreksi atas hal yang sudah dilakukan. Ketiga, menghentikan kegiatan yang dianggap merusak atau merugikan. Keempat, menciptakan hal baru yang belum dilakukan.
"Jadi perubahannya itu empat aspek. Ditingkatkan, dikoreksi, dihentikan dan hal baru yang belum ada,” katanya.
Dirinya pun ingin pendekatan dilakukan dengan cara kolaborasi. Upaya negara dalam mengelola ekosistem akan optimal jika bekerjasama dengan civil society.
Karena, menurut dia, ketika memiliki kewenangan, bukan berati punya pengetahuan. Begitu juga saat punya pengetahuan belum tentu punya kewenangan.
"Kalau kolaborasi Insya Allah bisa. Jadi Insya Allah, doakan agar amanat yang sedang dijalani bisa berjalan dengan baik, dan kalau Allah kehendaki, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kolaborasi," janjinya. (*)