Nama gunung ini, diambil dari tanaman cereme atau phyllanthus acidus yang merupakan tumbuhan perdu kecil dengan rasa asam.
Penyebutan Cereme menjadi Ciremai ditengarai karena gejala hiperkorek dari masyarakat yang biasa menggunakan awal ci pada nama lokasi.
Sampai dengan saat ini, Gunung Ciremai masih aktif sejak tahun 1600-an. Adapun riwayat erupsi terakhir adalah tercatat pada tahun 1698 dan 1937.
Gunung ini memiliki riwayat istirahat terpendek selama 112 tahun dan tercatat 3 kali letusan pada tahun 1772, 1775 dan 1805.
BACA JUGA:5 Ciri Kucing Sedih, No.4 Bisa Karena Kesepian!
Keanekaragaman hayati pada gunung ini juga cukup tinggi. Terdapat 12 spesies amfibia, reptil, dan 95 spesies burung serta 20 lebih spesies mamalia.
Wilayah kaki Gunung Ciremai dikenal dengan kawasan pariwisata alam yang sangat menarik dan banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal hingga dari luar kota.
Tidak hanya itu, gunung ini juga dikenal dengan jalur pendakian yang menjadi favorit dari para pendaki gunung. Salah satunya adalah jalur pendakian Linggarjati yang dikenal legendaris.
Itulah aktivitas Gunung Ciremai terkini, dalam periode pengamatan 24 dan tercatat pada level 1 atau normal. (*)