RADARKUNINGAN.COM - Menelusuri sejarah desa di Kabupaten Kuningan sungguh menarik. Salah satunya Desa Garajati.
Desa yang masuk wilayah Kecamatan Ciwaru ini bermula dari perselisihan merebut gadis jelita. Juga dari peristiwa berubahnya sebatang tongkat menjadi pohon jati.
Hanya tidak bisa dipastikan kapan terjadinya peristiwa tersebut. Ada catatan yang menyebut jika desa ini ada sebelum tahun 1915. Atau pada masa kekuasaan kolonial Belanda.
Akun Sedjarah Koeningan Community dalam unggahan di facebook menyebutkan, tongkat yang dimaksud konon merupakan pasak bagi perlindungan masyarakat. Terutama perlindungan dari anasir-anasir negatif yang bisa melanda desa tersebut.
Tongkat pelindung itu berkaitan dengan Buyut Muhamad Toha. Sosok ini dianggap masyarakat setempat sebagai seorang ulama penyebar agama Islam di desa itu.
Pada awal kedatangannya ke daerah yang sekarang bernama Garajati itu, Muhamad Toha muda berselisih dengan pemuda lain.
Konon, perselisihan itu karena memperebutkan kembang desa yang cantik jelita. Bunga kampung itu bernama Dewi Ayu Sekar Sejagat.
Singkat kata, pemuda lain yang namanya tidak dikenal tersebut kalah. Pemuda itu terlempar dalam duel. Tubuhnya membentur batu. Bahkan akibat benturan tersebut, batu itu terpecah.
Batu yang pecah itu, kini dikenal sebagai “Mungkal Beulah”. Yang menjadi batas desa ini dengan dua desa lainnya.
Khawatir akan diserang secara mistis, desa itu kemudian dilindungi Muhamad Toha. Sosok ini melindungi dengan tongkat jati yang ditancapkannya.
Dari peristiwa itulah nama Garajati muncul dan selalu disebut-sebut. Desa itu terlindung “Gara-Gara Jati”.
Meskipun cerita itu belum ditelisik secara ilmiah, namun sebagian masyarakat masih mempercayai hingga sekarang. Peristiwa sebatang tingkat berubah menjadi pohon jati itu sabagai peristiwa asal muasal Desa Garajati.
BACA JUGA:Diskusi Seniman Cirebon Raya untuk Hasilkan Cuan, Bahas Peluang Komersil dari Hasil Karya