Sang Kasiar pun mengusir Sunan Gunung Jati dari Tiongkok. Syeh Syarif Hidayatullah pun meninggalkan negeri itu. Setelah singgah di beberapa tempat, Syarif Hidayatullah memilih kembali ke Cirebon
Karena cintanya Putri Ong Tien kepada Sunan Gunung Jati, dia bersikeras menyusul Syarif Hidayatullah ke Cirebon dan meyakinkan Kaisar Hong Gie hingga untuk mendapatkan izin.
Putri Ong Tien dan tiga orang pengawalnya berlayar dengan membawa barang-barang berharga dari istana, seperti piring-piring panjang yang terbuat dari keramik, perangkat berbahan kuningan.
Termasuk di antara yang turut dibawa adalah bokor kuningan. Yang kelak menjadi salah satu ikon Kabupaten Kuningan.
BACA JUGA:Ada Apa dengan Gacoan? Masih Ramai atau Tidak Setelah Tersebar Video Adanya Belatung di Mie Gacoan
Di Cirebon, akhirnya Putri Ong Tien bertemu dengan Syarif Hidayatullah dan mereka pun menikah sekitar tahun 1481.
Sejak itu, putri Kaisar Hong Gie ini memilih untuk menjadi mualaf dengan memeluk agama Islam. Sang Putri mendapat gelar Rara Sumanding.
Pernikahan keduanya tidak berlangsung lama. Hanya kurang lebih 4 tahun. Pada tahun 1485, Putri Ong Tien meninggal dunia.
Dia dimakamkan di Kompleks Pemakaman Keramat Sunan Gunung Jati. Dia menjadi perempuan asing yang berhasil masuk ke lingkaran keluarga Kesultanan Cirebon.
BACA JUGA:Referensi Tempat Makan Bakso Enak di Kuningan Jawa Barat, Ada yang Legendaris
Itulah sebabnya, sebagian besar dinding keraton di Cirebon banyak dihiasi keramik dari Tiongkok. Banyak barang kerajinan negeri itu peninggalannya yang menjadi warisan budaya bernilai tinggi.
Khusus bokor kuning yang dibawa Putri Ong Tien ternyata terkait dengan lambang Kabupaten Kuningan. Bokor kuning ditulis melambangkan sejarah lahirnya Sang Adipati Kuningan.
Pada 1 April 1498, dia adalah kepala pemerintahan pertama di Kabupaten Kuningan. Bokor Kuning diartikan juga sebagai lambang lahirnya Pemerintah Kabupaten Kuningan pada tanggal 1 September 1498.
Hanya saja ada yang meragukan jika bokor kuning itu bokor yang dibawa Putri Ong Tien. Konon, semua barang bawaan Putri Ong Tien tidak disimpan di Kuningan.
BACA JUGA:Dilepas Tokyo Verdy, Pratama Arhan Resmi Hijrah ke Korea Gabung Suwon FC
Terkait sejarah bokor sulit digali karena bokor masuk ke ketagori “babad peteng”. Disebut babad peteng karena tidak ada keterangan terkait tulisan yang menerangkan masalah tersebut. (*)