Ada 9 Kucing Liar yang Dilindungi, Dilarang untuk Dipelihara, Tersebar di Jawa, Sumatera dan Kalimantan

Jumat 19-01-2024,11:20 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Diungkapkannya juga, kucing liar memiliki daerah jelajah atau home range yang tergantung pada luas habitat dan kelimpahan mangsanya. Keberadaan mereka sulit ditemukan ketika dilakukan observasi secara langsung. 

Pembicara lain adalah Anton Ario, Conservation International Indonesia. Dia mengungkapkan, dari 9 kucing luar yang dilindungi, di antaranya sudah sulit dijumpai.

Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan penurunan jumlah populasi kucing liar di Indonesia. Di antaranya adalah deforestasi, degradasi habitat, fragmentasi habitat, perburuan, dan perdagangan liar. 

Namun, tegas Anton, ada satu hal yang paling mengancam eksistensi kucing liar dilindungi. Yakni, fragmentasi habitat.

BACA JUGA:3 Resep Makanan Kucing Campuran Ikan Kaya Protein dan Serat, Anabul Jadi Sehat

Mengapa fragmentasi habitat dinilai sangat mengancam keberadaan kucing liar di alam? Hal ini kata Anton, karena fragmentasi habitat memiliki sifat permanen dan pada umumnya tidak terpulihkan. 

Dampak jangka pendek dari fragmentasi habitat seringkali tidak disadari. Sedangkan dampak jangka panjangnya adalah kepunahan lokal. 

Parahnya lagi, ujarnya, fragmentasi habitat dalam jangka panjang dapat menyebabkan kepunahan regional. Adapun dampak lain dari fragmentasi habitat adalah “efek tepi” dan “isolasi populasi”.

Lalu apa yang menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat? Fragmentasi habitat terjadi disebabkan oleh terpotongnya kawasan tutupan hutan karena hilangnya vegetasi secara masif dan permanen. 

BACA JUGA:Efek Kucing Makan Makanan Sisa Manusia yang Dimasak, Kelihatan Baik-baik Saja, Ternyata Bisa Bahaya

Salah satu contohnya adalah pembangunan jaringan jalan raya dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Dampak paling nyata adalah berkurangnya luas total hutan.

Karena luas hutan berkurang, akibat berikutnya adalah meningkatkan konflik antara satwa liar dan manusia. Skenario terburuk dari fragmentasi habitat adalah menyebabkan kepunahan lokala.

Anton mencontohkan kepunahan lokal macan tutul di Jawa Tengah. Terdapat  17 lokasi macan tutul punah lokal pada medio 1988-2008. Kepungan lokal mencapai  26 persen.

Itulah potret 9 kucing liar yang dilindungi. Keberadaannya sudah kain mengkhawatirkan. Bahkan di antaranya sudah sulit untuk dijumpai. (*)

Kategori :