Di situ, Huang Lamping membuat tahu. Makanan yang biasa dibuat di tempat asalnya. Kebetulan bahan-bahannya juga tersedia di kaki Gunung Ciremai. Termasuk kedelai.
Apalagi wilayah lereng Gunung Ciremai dikenal dengan sumber air besih yang melimpah dan sangat cocok untuk pembuatan tahu.
Keterampilan membuat tahu ini, kemudian diajarkan kepada masyarakat dan menjadi makanan baru yang ternyata sangat disukai.
Tetapi, itu baru satu versi dari sejarah dan kisah Tahu Lamping yang kini menjadi ciri khas dari Kabupaten Kuningan.
Versi lain mengisahkan bahwa nama Tahu Lamping tidak berkaitan dengan kisah kedatangan Laksamana Cheng Ho.
Lamping sendiri merupakan sebuah nama untuk menyebut lokasi di kaki gunung. Lamping berarti di pinggir.
Berarti Tahu Lamping adalah makanan berbahan kedelai yang dibuat di pinggir gunung atau di kaki Gunung Ciremai.
Selain tahu lamping, juga ada jenis lain yang sangat terkenal di Kota Kuda yakni Tahu Kopeci.
BACA JUGA:3 Resep Makanan Kucing Campuran Ikan Kaya Protein dan Serat, Anabul Jadi Sehat
Ternyata asal muasalnya tidak kalah unik yakni terkait dengan beberapa pemuda desa yang menciptakan kreasi makanan tahu.
Pembuatan tahu ini, dilandasi oleh pengalaman yang turun temurun. Sehingga mereka bisa terus melakukan perbaikan.
Dalam perkembangannya, para pemuda ini membuat sebuah koperasi dengan nama Koperasi Pemuda Cigadung atau disingkat Kopeci.
Nah sejak saat itu, masyarakat mengenalnya dengan nama Tahu Kopeci. Sebab, dalam perjalanannya tahu ini sangat digemari dan saat ini sudah menjadi salah satu oleh-oleh khas Kuningan.
BACA JUGA:Efek Kucing Makan Makanan Sisa Manusia yang Dimasak, Kelihatan Baik-baik Saja, Ternyata Bisa Bahaya
Kelezatan dari Tahu Kopeci kini sudah dikenal luas oleh masyarakat tidak hanya di Kabupaten Kuningan, tetapi daerah lain seperti Kabupaten Majalengka, Ciamis, Jakarta, Bandung.