VOC Telusuri Istana Kerajaan Pajajaran, Kirim 3 Tim Ekspedisi ke Selatan Jawa, Pelajari Batutulis

Rabu 24-01-2024,12:07 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

RADARKUNINGAN.COM - Sangat serius serikat dagang Belanda atau VOC menelusuri keberadaan istana sebagai pusat atau ibukota Kerajaan Pajajaran.

Untuk mengungkap takbir pusat kerajaan yang menjadi simbul Tatar Pasundan ini, VOC mengirim 3 tim ekspedisi ke Selatan Jawa. Terutama ke Pakuan atau Kota Bogor sekarang.

Dari ke-3 tim ekspedisi tersebut maka terbit laporan perjalanan yang bisa menggambarkan Bogor ketika itu secara detail.

Kemudian hanya laporan perjalanan VOC inilah yang bisa menjadi sumber sejarah tentang Kerajaan Pajajaran, terutama ibukotanya.

BACA JUGA:Misteri dari Laut di Hutan Sancang, Sudah 3 Kapal Besar Kandas, Langsung Menghadap Samudera Hindia

Walau dalam laporan tersebut tidak menggambarkan para penguasa kerajaan tersebut. Tiga tim ekspedisi ini hanya melaporkan hasil eksplorasi tentang tempat yang dimungkinkan menjadi ibu kota Pajajaran.

Ekspedisi ke Selatan Jawa tersebut dimulai setelah ada 2 peristiwa penting. Pertama mencapai persetujuan dengan Cirebon (1681). Kedua, Belanda menandatangani persetujuan dengan Banten (1684). 

Dalam persetujuan itu ditetapkan Cisadane menjadi batas kedua belah pihak. Begitu luas kekuasaan Cirebon hingga ke Sungai Cisadane.

Setelah itu baru dilakukan eksplorasi ke Selatan Jawa. Tujuan utamanya adalah untuk 
 mengetahui lebih lanjut mengenai lokasi "bekas istana" Kerajaan Pajajaran.

BACA JUGA:4 Fakta Leuweung Sancang, Hutan Paling Keramat di Pulau Jawa yang Penuh dengan Misteri

Dalam ekspedisi itu,  VOC mengirimkan 3 tim ekspedisi yang masing-masing dipimpin oleh Scipio pada tahun 1687. Kemudian Adolf Winkler di tahun 1690. Yang ketiga, Abraham van Riebeeck pada tahun 1703, 1704 dan 1709.

1. Laporan Scipio 


Dua catatan penting dari ekspedisi Scipio ke Selatan Jawa: Pertama, catatan perjalanan antara Parung Angsana (Tanah Baru) menuju Cipaku dengan melalui Tajur, kira-kira lokasi Pabrik "Unitex" sekarang. 

Catatannya adalah jalan dan lahan antara Parung Angsana dengan Cipaku merupakan lahan yang bersih. Di sana banyak pohon buah-buahan. Tampaknya pernah dihuni.


Kedua, lukisan jalan setelah melintasi Ciliwung. Scipio mencatat, melewati dua lajur jalan dengan pohon buah-buahan yang berderet lurus dan 3 buah runtuhan parit.

Kategori :