RADARKUNINGAN.COM – Puluhan pohon endemik Gunung Ciremai ditemukan mati, dengan dugaan alih fungsi untuk tanaman kopi.
Pasalnya, pohon endemik tersebut mati dengan kondisi tidak wajah. Tepatnya di Blok Kamuning, Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.
Di lokasi ini, pohon yang sudah berusia puluhan tahun sengaja dimatikan dengan berbagai cara. Ada yang bagian bawahnya dibakar, dan ada juga pohon yang dimatikan dengan cara girdling.
Teknik tradisional ini, merupakan upaya memutus aliran nutrisi dan air dari akar, batang ke bagian daun.
BACA JUGA:8 Cara Mengatasi Kucing Susah Buang Air Besar, Lakukan Ini Sebelum Telat
Proses ini, dapat membuat pohon menjadi kering dan mati. Sehingga mempermudah proses untuk penebangan.
Temuan puluhan tanaman endemik Gunung Ciremai yang mati tersebut dilaporkan Kelompok Tani Hutan atau KTH Sapu Jagat, Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus.
Ketua KTH Sapu Jagat, Jafar mengungkapkan, adanya temuan tersebut berada di wilayah konservasi Tanaman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Oleh karena itu, Jafar meminta agar BTNGC menindaklanjuti laporan ini dengan serius. Sebab, telah terjadi upaya perusakan ekosistem hutan.
BACA JUGA:6 Cara Melatih Kucing Agar Nurut Dan Tidak Bandel, Nomor Terakhir Paling Ampuh
Apalagi pohon dan tanaman endemik yang mati tersebut terbilang langka di Indonesia. Misalnya rambutan hutan atau saninten yang sudah berusia puluhan tahun.
Kemudian ditemukan juga pohon yang mati dari jenis gintung, kacu, benda, nangsi, pulus, tepus, bambo dan rotan.
“Temuan ini sudah kami laporkan juga ke Paguyuban KTH Silihwangi Majakuning, karena lokasinya ada di Blok Kamuning yang masuk ke wilayah Desa Linggarjati,” kata Jafar yang mengajak wartawan untuk meninjau lokasi, Rabu, 24 Januari 2024.
Yang membuatnya prihatin, puluhan pohon endemik tersebut diduga dimatikan untuk kepentingan tanaman kopi robusta.