2. Cagar alam
Karena kekayaan dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, Leuweung Sancang ditetapkan sebagai cagar alam dengan Surat Keputusan 116/Um/59 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Luas area Leuweung Sancang yang ditetapkan adalah 2.157 hektare, kemudian pada SK.1860/Menhut-VII/KUH/2014 ditetapkan luas areanya mencapai 2.313.90 hektare.
Keanekaragaman hayati di kawasan ini mencakup hutan dataran rendah, hutan pantai dan hutan mangrove.
3. Kekayaan Flora
Daya dukung lingkungan di kawasan ini, membuat flora seperti palahlar atau plahlar atau pelahlar (dipterocarpus) dapat tumbuh dan berkembang biak.
BACA JUGA:6 Manfaat Mandi Air Panas Alami seperti di Sangkanurip Kuningan, Bersihkan Kotoran di Kulit
Tanaman endemik di Pulau Jawa ini hanya hidup di Hutan Sancang dan Hutan Nusakamabangan.
Flora khas lainnya adalah warejit atau excoecaria agallocha. Tanaman ini dikenal beracun yang sangat berbahaya bagi manusia.
Dari praktek pengenalan ekosistem di kawasan hutan Sancang, mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) juga menemukan flora rafflesia patma yang merupakan tumbuhan parasit dari genus rafflesia.
Kemudian ada juga pohon kaboa yang dikaitkan dengan cerita legenda Prabu Siliwangi. Jenis pohon ini, memang tidak ditemukan di kawasan hutan lain.
BACA JUGA:Teka-teki Keberadaan Saunggalah, Kerajaan Tertua di Kabupaten Kuningan, di Ciherang atau Cibuntu?
Sehingga dikaitkan dengan cerita legenda yakni, jelmaan atau alih rupa dari prajurit Prabu Siliwangi.
3. Fauna endemik
Hutan Sancang merupakan rumah bagi fauna seperti macan tutul, lutung, owa jawa, monyet ekor panjang, surili dan kukang.