Gunung Padang Kembali Jadi Kontroversi, Artikel di Jurnal Internasional Dicabut

Senin 05-02-2024,12:31 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Hipotesa ini, kata dia meresahkan para peneliti yang selama ini meyakini bahwa manusia di zaman es hanya pemburu dan pengunpul.

Soal temuan awal punden berundak di Cianjur, Graham Hancock mengakui memang menggemparkan, karena menjadi pertanyaan besar mengenai apa yang selama ini diajarkan mengenai asal usul manusia.

"Bagiaman bila peradaban canggih tumbuh di sini, di Indonesia saat zaman es? Sebuah peradaban yang mungkin saja hilang dari sejarah," tanya dia.

Salah satu dari peradaban canggih itu, mungkin saja di Gunung Padang. Sebuah gunung yang memiliki nama dengan arti Gunung Cahaya atau Gunung Pencerahan dalam dialek lokal Sunda.

BACA JUGA:Unik dan Makin Gemas! 4 Alasan Kenapa Kucing Senang Tidur Dekat Pemilikinya, Salah Satunya Bahasa Cinta Kucing

Bahkan, warga dan para peziarah sangat menghormati kesucian dari Gunung Padang. Bahkan mensucikan diri di mata air yang berada di bagian bawah, sebelum naik ke atas.

"Gunung Padang tidak seperti tempat lain di bumi. Sejak lama, arkeolog mengira itu cuma bukit di rimba. Ketika kita tiba di puncaknya, barulah terlihat balok-balok batu tersebar di sekelilingnya," katanya.

Apa yang terlihat di situs yang berada di Kabupaten Cianjur itu, memang kerap disebut sebagai hal alamiah. Yakni ketika batu vulkanis dalam hal ini basal mendingin dan retak menjadi bentuk khas.

Pada tingkatan pertama, batu-batu tersebut terlihat seperti bentuk wajar dari batu vulkanis. Itulah sebabnya arkeolog lambat untuk menyelidikinya. 

BACA JUGA:2 Musisi Ternama Indonesia Yang Berasal dari Kuningan, Sudahkah Kamu Tahu?

Sebab, bila diperhatikan barulah terlihat dan menjadi jelas bahwa batuan ini dipotong dan disusun ulang sebagai material bangunan.

Dari sebaran batuan yang ada, terlihat sebenarnya ada jejak struktur yang muncul di seluruh bagian bukit.

Misalnya gundukan, ruang persegi hingga tembok panjang pada bagian teras yang ditata secara hati-hati. "Jelas ini dibuat oleh manusia," katanya.

Saat pertama kali diselidiki oleh arkeolog termasuk Dr Ali Akbar, struktur ini terbukti berusia kurang dari 2.500 tahun.

BACA JUGA:Harga Cabai Kian Melambung, Yuk Budidaya Tanaman Cabai di Rumah Dengan Pot dan Lahan Sempit, Cuma 4 Langkah

"Kami tidak tahu persis berapa umurnya. Lokasi ini diabaikan sejak lama sekali dan mungkin terlupakan," ujar Ali Akbar di tayangan Dokumenter Netflix yang dikutip radarkuningan.com, Senin, 5, Februari 2024.

Kategori :