Di Zaman Belanda, Ada Sekitar 500 Orang Tionghoa Tinggal di Cilimus Kuningan, Tersebar di Jalan Utama

Jumat 09-02-2024,14:32 WIB
Reporter : Agus Sugiarto
Editor : Yuda Sanjaya

Peter hidup di 3 masa. Dia menyebut ada “autobiographical perspective” dalam karya yang ditulisnya tersebut. 

Karenanya, Peter banyak bertutur tentang kehidupan pribadinya untuk dijadikan perspektif dalam mencermati keindonesiaan. 

Perubahan sikap dan cara pandang kerap muncul dari analisisi autobiografis dalam sejarah Indonesia. 

Salah satu bagian yang menarik dari cerita Peter adalah ketika ia menarasikan masyarakat Tionghoa di Cilimus di Kabupaten Kuningan.

BACA JUGA:Inilah 6 Cara Merawat Anak Kucing Ditinggal Induknya, Jangan Asal Memungut Anak Kucing Liar di Jalanan

“Menarik, setidaknya bagi saya, karena kisah Peter tentang bagaimana kehidupan masyarakat Tionghoa di sebuah desa di lereng Gunung Ciremai itu adalah satu-satunya dokumen tertulis,” tulis Tedi Kholiludin.

Tedi pun pernah melakukan interview dengan kurang lebih 7 orang tentang kisah tersebut. Namun, kisah yang ditulis Peter adalah karya akademik tentang Tionghoa di Cilimus yang pernah dia baca. 

Tedi pun mengaku jika tulisannya tersebut sekadar menceritakan kembali kisah yang pernah ditulis Peter.

Menurutnya, Peter membuka Bab I atau Growing up in the Dutch East Indies, 1919-1945, dengan mengisahkan kehidupannya.

BACA JUGA:Kisah Mie Get Wahidin, Kuliner Malam Cirebon dan Nama Pemberian Pelanggan yang Membawa Keberuntungan

Peter merupakan putera dari pasangan Sun Seng Tjay dan Kwa Rose Nio. Pada masa kelahirannya, penduduk Cilimus kurang lebih berjumlah 5000 jiwa. Sebagian besar adalah Orang Sunda. 

Sementara ada kurang lebih 500 warga Tionghoa di sana. Ternasuk lumayan banyak karena mencapai 10 persen dari total warga Cilimus.

Benny G Setiono, Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) kelahiran Caracas Kuningan, menyebutkan ada 800-an warga Tionghoa di Cilimus dan Caracas. 

Bahkan, narasumber lain yang pernah dia wawancarai menyebut angka 1000-an orang Tionghoa yang tinggal  di Cilimus dan Caracas.

BACA JUGA:Temu Kader Pagelaran Anak Negeri Prabowo - Gibran di Bandung Membeludak, Ridwan Kamil Bilang Begini

Separuh warga Tionghoa itu menjalankan bisnis kecil. Lima belas persennya, hidup dari menanam padi, kacang dan bawang merah. Sementara sisanya bekerja di toko-toko. 

Kategori :