Sejumlah negara pernah disinggahi untuk keperluan perdagangan tersebut misalnya, Tiongkok, Campa, India, Sri Lanka, Persia dan Semenanjung Arab.
BACA JUGA:Sambut Pemudik, Wajah Kota Kuningan Dipercantik dengan Puspa Siliwangi
Namun di tengah perjalanan itu, Bratalegawa mulai tertarik untuk memeluk Agama Islam. Dia banyak berinteraksi dengan pedagang lain termasuk dari Arab.
Kemudian, Bratalegaw memutuskan menjadi seorang mualaf dan menikah dengan Farhana, anak seorang saudagar kaya dari Gujarat.
Pasangan ini, kemudian pergi ke Mekkah untuk ibadah haji. Selesai menunaikan ibadah tersebut, Bratalegawa berganti nama menjadi Haji Baharudin Al-Jawi.
Meski demikian, Haji Baharudin Al-Jawi justru lebih dikenal dengan sebutan Haji Purwa.
BACA JUGA:Hewan Merasa Gelisah! Ternyata Inilah Tanda-Tanda Sebelum Terjadinya Gempa Bumi
BACA JUGA:Sulit Diprediksi, Ini Langkah yang Harus Dilakukan saat Terjadi Gempa Bumi
Purwa dalam Bahasa Sunda berarti: Yang pertama atau awal mula. Sehingga Haji Purwa bermakna orang Galuh yang pertama kali menjalankan ibadah haji ke tanah suci.
Ia kemudian mengajak saudara kandungnya dan kalangan istana di Kerajaan Galuh untuk masuk Islam.
Tetapi karena pengaruh kekuasaan Hindu masih sangat kuat, ajakan tersebut akhirnya tidak berhasil.
Karena itu, Haji Purwa memilih meninggalkan Kerajaan Galuh di Kawali dan tinggal di Caruban Girang, saat ini wilayah Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA:5 Alasan Kenapa Kucing Suka Menggosokkan Wajahnya ke Permukaan Benda dan Juga Kaki kita
BACA JUGA:Cara Menyelamatkan Diri dari Gempa Bumi di Rumah, Gedung Bertingkat, dan di Dalam Mobil, Simak!
Di tempat ini, Haji Purwa juga melanjutkan kegiatan perdagangannya melalui Laut Cirebon yang memiliki pelabuhan.