Bunuh 5 Orang Warga Kuningan, Harimau Jawa Gunung Ciremai Ini Ditembak Mati, Tersisa Tinggal Kepala

Sabtu 20-04-2024,10:18 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

RADARKUNINGAN.COM - Para ahli satwa tidak pernah menyantumkan jika Gunung Ciremai ini merupakan habitat harimau Jawa. Binatang ini sekarang telah dinyatakan punah.

Padahal ada kesaksian warga sekitar, jika pada tahun 1961 ada seekor hariamau Jawa yang ditembak mati di kawasan hutan gunung tertinggi di Jawa Barat tersebut. 

Binatang yang sering disebut Panthera tigris sondaica ini, ditembak mati lantaran diketahui telah menerkam dan membunuh 5 orang warga Kuningan.

Sisa atau spesimen dari binatang yang dijuluki raja rimba ini, hingga sekarang masih disimpan di rumah seorang warga Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

BACA JUGA:Prediksi Susunan Pemain Persib Bandung vs Persebaya Surabaya, Rezaldi Absen Hingga Peluang Zalnando Tampil Usa

Sisa tubuh si kucing besar itu hanya tinggal bagian kepala saja yang tersimpan. Dulu, seluruh bagian tubuh masih lengkap. Bagian tubuh itu telah banyak dijadikan “tanda mata” kepada pihak-pihak tertentu.

Tentang Gunung Ciremai tidak masuk dalam masuk dalam tempat yang menjadi habitat harimau Jawa pernah ditulis dalam buku yang berjudul “The Javan Tiger and The Meru Betiri Reserve”. 

Buku yang ditulis Steidensticker dan Soejono pada tahun 1976 itu, sangatlah ironis. Karena lalai atau kurang data, sehingga kedua ahli itu tidak menyantumkan Gunung Ciremai sebagai habitat harimau Jawa.

Sementara soal harimau Jawa yang ditembak mati pada tahun 1961 tersebut, diungkap oleh sang penyimpan spesimen potongan kepala bintang buas itu, beberapa tahun yang lalu.

BACA JUGA:Jerawat Tak Kunjung Membaik? Ini Dia Tips Cara Membuat Masker Pepaya untuk Meredakan Jerawat yang Meradang

Ungkapan tersebut dia sampaikan kepada Didik Raharyono. Dia merupakan aktivis dari komunitas Peduli Karnivor Jawa (PKJ) yang tinggal di Jember Jawa Timur.

Ketika itu Didik dan beberapa aktivis lingkungan dari Petakala Grage (PG) mengunjungi rumah pemilik spesimen potongan kepala harimau Jawa tersebut.

Dari penemuan spesimen itu  pula yang membuat Didik memprotes buku karya Steidenstiker dan Soejono itu. Mengapa informasi ilmiah dari temuan spesimen potongan kepala binatang ini, luput dari tulisan 2 ahli tersebut.

Sebagai bentuk dari protesnya, Didik pun menbuat tulisan yang berjudul “Gunung Ciremai Habitat “Baru” Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica)”.

BACA JUGA:Mantan Bupati Kuningan Sudah Daftar Bacabup ke PDI Perjuangan, Janji Lanjutkan Program Pembangunan

Kategori :