Lalu, di mana lokasi macan tutul tersebut terekam kamera pantau? Sapto Aji tidak menyebutkan secara spesifik.
Hanya saja, dia menyebutkan bahwa lokasi tersebut jaluh dari jalur pendakian. Sehingga pendaki tidak perlu khawatir.
"Kamera pemantau jauh dari jalur pendakian, tapi kami juga melarang pendaki menyisakan makanan atau sampah," katanya.
Menurut dia, sampah dan sisa makanan akan menarik perhatian hewan yang ada di kawasan hutan.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Racun Tikus yang Ampuh Membasmi Hama Tanpa Gagal, Lengkap Dengan Harganya
Dikhawatirkan nantinya kehidupan alami dari hewan di habitat asli akan terganggu dengan adanya sampah dan sisa makanan.
"Sampah dan sisa makanan bisa menarik hewan yang hidup di habitat aslinya, karena itu kami melarang pendaki membuang sampah dan meninggalkan sisa makanan di jalur pendakian," katanya.
Dia membenarkan bahwa dari rekaman kamera pengintai ada 2 macan tutul.
Pertama yakni macan dengan warna bulu terang yang berjalan di depan dan sempat berhenti di dekat kamera.
BACA JUGA:Sejarah Desa Bakom Kuningan, Bermula dari 2 Keluarga yang Disatukan, Penduduknya Saling Bersaudara
Kemudian macan kedua menyusul dengan warna bulu gelap, persis berada di belakangnya.
Dia memastikan bahwa macan yang bewarna hitam juga macan tutul dengan pigmen kulit gelap.
"Masyarakat suka menyebut macan kumbang. Padahal itu spesies macan tutul dengan pigmen kulit berwarna hitam atau gelap," katanya.
Kendati demikian, Sapto Aji beum bisa memastikan apakah kedua macan tutul tersebut adalah sepasang jantan dan betina atau justru induk dan anakan.
BACA JUGA:Bikin Tikus Kapok Dengan 5 Racun Tikus Alami yang Mudah Dibuat dan Ampuh Basmi Hama
"Perlu kita teliti lebih lanjut apakah kedua macan tutul itu sepasang jantan dan betina atau bukan," tuturnya.