Namun, pada Permen KLHK Nomor P.108 tahun 2018, nama harimau jawa tidak lagi tercantum dan telah dianggap punah.
Usaha Verifikasi dan Validasi Eksistensi
PKJ tidak menyerah begitu saja terhadap usaha yang dilakukan untuk adanya investigasi, verifikasi, dan validasi lebih lanjut mengenai eksistensi harimau jawa yang masih ada di alam liar.
Ditampilkan peta yang menunjukan sebaran harimau jawa yang diperkirakan masih ada pada tahun 1940 dan 1970 oleh Steindelsticker dan Soeyono.
Distribusi dari harimau jawa ini masih terjadi di beberapa lokasi seperti di Halimun pada tahun 1970, Gunung Gelap pada tahun 1975, dan daerah Gunung Kidul pada tahun 1970.
Meskipun begitu, Steindelsticker dan Soeyono menyatakan bahwa tahun 1970 habitat harimau jawa ini hanya ada di Meru Betiri.
Penemuan Terbaru dan Peta Sebaran
Penemuan yang terbaru ada di daerah Cibadak dan Gunung Malabar dengan posisi Surade yang menjadi perhatian karena adanya penemuan rambut harimau jawa oleh BRIN.
Hal inilah yang kembali membuka peluang dilakukannya kembali penelitian terhadap eksisteni harimau jawa.
Ditampilkan juga peta sebaran terbaru yang menjadi landasan sejarah pergerakan PKJ di Taman Nasional Meru Betiri.
Ekspedisi Tahun 1997
Dalam presentasinya, PKJ juga menampilkan foto yang menunjukkan adanya tim ekspedisi yang terjun langsung ke lapangan pada bulan Agustus tahun 1997.
BACA JUGA:Cegah Serangan Jantung? Berikut 5 Jenis Tanaman yang Dapat Menyehatkan Jantung!
Kelompok ekspedisi tersebut terdiri dari 9 kelompok dengan anggota sebanyak 21 pecinta alam dari berbagai daerah di Jawa.