Tim ekspedisi tersebut belajar selama 15 hari dan masuk ke dalam hutan setelah mendapatkan pengetahuan tentang harimau, macan dan hewan lainnya di KBS Surabaya.
Diskusi lainnya pun dilakukan di Jember bersama masyarakat yang menjadi saksi mata dan memberikan waktu 15 hari untuk memverifikasi kesaksian mereka.
Waktu tersebut digunakan untuk bisa mengidentifikasi kotoran, cakaran, dan bukti-bukti lain sebagai penguat adanya tanda kehadiran harimau.
BACA JUGA:Sebaiknya Jangan Sembarangan Tanam, Berikut 5 Tanaman Hias Yang Dikenal Beracun
Teknik SAR dan Tanda Kehadiran
Teknik yang digunakan untuk mencari tanda kehadiran harimau ini adalah dengan SAR atau Search and Rescue yang berfokus pada jejak, guratan di pohon, rambut, sisa pakan dan lain-lain.
Temuan-temuan ini membimbing PKJ kepada hasil verifikasi harimau jawa yang masih ada di Meru Betiri tahun 1997.
Pengalaman-pengalaman yang didapatkan ini dapat membantu pengumpulan data dan tanda kehadiran satwa maupun mangsa harimau atau macan.
BACA JUGA:Penting! Ini 3 Cara Menolong Kucing Trauma dan Mencegah Kucing Trauma Permanen
Bukti Kehadiran dan Pendekatan Morfometri yang Digunakan
Untuk mengidentifikasi temuan-temuan untuk dijadikan bukti kehadiran, PKJ melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan morfometri.
Tanda kehadiran yang diidentifikasi bisa berupa jejak tapak, feses atau kotoran, garukan di pohon atau tanah, rambut, sisa pakan, bau atau aroma, suara, dan sarang.
Dengan menggunakan pendekatan morfometri, PKJ melakukan verifikasi hasil temuan, apakah yang ditemukan ini harimau atau macan.