KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM – Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) di Desa Seda, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat sukses mencetak sejarah.
Para mahasiswa itu berhasil menghantarkan produk kopi lokal dari Usaha Kecil Menengah (UKM) di desa tersebut ke ajang bergengsi Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF) 2024.
Festival entrepreneur terbesar ini diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan menjadi ajang prestisius bagi pelaku usaha dari berbagai daerah (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) atau Cirebon Raya
BACA JUGA:Waduk Bukan Sembarang Waduk, Ini 3 Kegiatan Yang Bisa Kamu Lakukan Di Waduk Darma Kuningan!
Prestasi ini merupakan puncak dari program UMKM Naik Level yang digagas oleh mahasiswa KKN-T Inovasi IPB.
Program ini bertujuan untuk mengembangkan dan memajukan usaha kecil di Desa Seda agar mampu bersaing di kancah nasional.
“Alhamdulillah, ilmu yang kami peroleh dari perkuliahan dengan bimbingan dosen-dosen terbaik, berhasil kami terapkan untuk membantu UKM berkembang. Kami sukses mempromosikan produk kopi dari Desa Seda, sebuah desa terpencil di ujung Kabupaten Kuningan, melalui Festival bergengsi CEF 2024. Kami berharap langkah awal ini dapat menjadikan kopi sebagai kunci kemakmuran baru bagi masyarakat Desa Seda,” ujar Rahman Aulia Mulki, mahasiswa Sekolah Bisnis IPB sekaligus project leader dari program UMKM Naik Level.
Mengikutsertakan produk kopi dari UKM Kopi Seda pada festival ini bukanlah perkara mudah. UKM Kopi Seda harus melewati berbagai tahap kurasi yang ketat.
BACA JUGA:Maarten Paes Dijamin Main di September? Exco PSSI Bilang 'Gak Perlu ke CAS'!
Termasuk memiliki sertifikat halal, Izin Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai syarat awal.
Kelompok KKN-T Inovasi IPB di Desa Seda yang terdiri dari tujuh mahasiswa melakukan berbagai upaya untuk memastikan UKM Kopi Seda lolos kurasi.
Mereka melakukan analisis model bisnis, analisis rantai pasok, penyederhanaan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP), strategi penetapan harga.
Kemudian juga analisis daya saing, analisis kompetitif, benchmarking, pembuatan media sosial (Instagram), pengembangan Google Page, dan pembaruan kemasan produk.
BACA JUGA:Shin Tae-Yong Tolak Tawaran ke K-League Karena Kasihan ke Timnas? Berikut Selengkapnya
Surahman, akrab disapa Kang Maman, petani kopi sekaligus pemilik UKM Kopi Seda, mengungkapkan rasa syukurnya.