Saat itu, dirinya mengungkapkan kemarahan karena rangkaian keputusan kontroversial tersebut.
"Apakah ini FIFA? Sambil marah. Presiden FIFA juga hadir. Benar-benar terang-terangan," tegasnya.
Diungkapkan Shin Tae-yong, masyarakat Indonesia sebenarnya tidak terlalu suka melakukan protes.
Berbeda dengan dirinya yang blak-blakan dan mengutarakan apa yang dirasa tidak adil.
"Orang indonesia tidak pernah protes. Tapi saat saya diusir ketika berjuang untuk mereka, mereka senang. Sangat senang," tuturnya.
Dia juga merasakan bagaimana masyarakat Indonesia terbakar semangatnya, karena merasa diperjuangkan.
"Soal itu, mereka jadi lebih bersemangat. Mereka merasa saya berjuang untuk mereka," ujarnya.
"Mereka merasa saya berjuang sungguh-sungguh. Jadi saat itu juga saya marah dan frustasi, meneteskan air mata," imbuhnya.
BACA JUGA:Persib Bandung vs PSBS Biak, Bobotoh Tuntut Atasi Kejutan Lawan, Waspadalah, Waspadalah!
Shin Tae-yong kemudian mempertanyakan mengapa pertandingan standar internasional tersebut, dilaksanakan di tempat seadanya.
Padahal pertandingan tersebut sangat menentukan bagi kedua negara. Seharusnya dimainkan di stadion yang representatif.
"Sebenarnya saya tidak mengerti. Olimpiade diadakan di Paris. Harusnya dilaksanakan di stadion yang layak. Itu seperti bermain di pusat sepakbola Paju di Korea Selatan," tuturnya.
Kemudian masalah pemilihan wasit. Dirinya mempertanyakan peran dari Francois Letexier.
"Masalahnya adalah wasit, karena ini turnamen dunia dan playoff. Ini turnamen dunia dan playoff, wasit seharusnya berbicara dalam bahasa Inggris," ungkapnya.