KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Pengakuan mengejutkan diungkapkan warga yang tinggal di sekitar Pondok Pesantren yang ada di Desa Ciputat, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan.
Dari hasil pantauan langsung di lapangan, warga sekitar tidak mengetahui secara langsung adanya aksi pelecehan sekseual yang dilakukan pimpinan ponpes terhadap santriwatinya.
Warga baru mengetahui adanya aksi tidak terpuji tersebut, setelah kasus tersebut viral di media sosial.
Pantauan wartawan Radar Kuningan melaporkan, di lokasi kejadian nyaris tidak ada aktivitas selayaknya pondok pesantren.
BACA JUGA:Kemenag Kuningan Lakukan Pendampingan terhadap Korban
Salah satu bangunan yang merupakan tempat bermukim para santri, tampak sepi dan banyak pintu yang tertutup.
Sedangkan dua tempat belajar dan satu mushola juga tampak sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang lalu lalang di tempat tersebut.
Salah seorang warga setempat ketika diminta keterangan, tidak mengetahui adanya kasus yang sedang terjadi wilayahnya itu.
Bahkan, warga tersebut baru mengetahui adanya kasus pelecehan yang terjadi di ponpes yang ada di daerahnya itu, dari grup WhatsApp yang beredar.
BACA JUGA:Ruangan Sepi dan Dapur, Jadi Lokasi Pimpinan Ponpes Lancarkan Aksi Bejat
"Persisnya sih kurang tau ya, baru mengetahui kemaren pas viral-viral itu. Biasanya sih ga ada masalah, baik-baik saja, engga ada info seperti itu juga," ucap salah seorang warga, Selasa 24 Desember 2024.
Dijelaskannya, pondok pesantren yang ada di lokasi tersebut, merupakan dua pondok yang berada dalam satu komplek pemukiman.
Adapun pemilik dan pengasuh dua pondok pesantren itu, merupakan kakak beradik.
"Jadi itu tuh satu komplek ada dua pesantren, kakak adik. Yang jelas, keduanya itu memang sudah pesantren, pengurusnya juga satu keluarga, kakak adik," ungkapnya.
BACA JUGA:Pimpinan Ponpes di Ciawigebang Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Belasan Santri